PT Mayora Indah Tbk (MYOR) mencatatkan kinerja tahun 2013 yang sangat baik dibandingkan dengan tahun 2012. Kinerja pada Q4 2013 juga mengalami perkembangan yang baik dibandingkan dengan Q3 2013.
Pendapatan
tahunan tercatat naik sebesar 14% menjadi Rp 12,018 triliun dengan laba
kotor yang juga meningkat, yaitu sebesar 25% menjadi Rp 2,922 triliun. Laba sebelum
pajak
berkembang sebesar 41% menjadi Rp 1,356 triliun. Tingginya pertumbuhan laba sebelum pajak ini banyak disebabkan juga oleh keuntungan selisih kurs. Laba bersih bertambah 42%
menjadi Rp 1,058 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mengembang 43% menjadi Rp 1,042 triliun.
MYOR menikmati keuntungan selisih tahunan sebesar Rp 308 miliar dibandingkan dengan Rp 31 miliar pada tahun sebelumnya. Apabila keuntungan tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan (dengan asumsi rasio pajak penghasilan 25%) yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hanya akan naik 15% menjadi Rp 814 miliar.
Secara kuartalan, pendapatan tercatat naik sebesar 23% menjadi Rp 3,430 triliun dengan laba kotor yang meningkat, yaitu sebesar 18% menjadi Rp 775 miliar. Namun laba sebelum pajak turun 9% menjadi Rp 365 miliar. Turunnya laba sebelum pajak ini banyak disebabkan oleh lebih rendahnya keuntungan selisih kurs yang diperoleh pada Q4 2013 dibandingkan dengan Q3 2013. Laba bersih juga turun 9% menjadi Rp 284 miliar. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga turun 9% menjadi Rp 280 miliar.
MYOR menikmati keuntungan selisih kurs kuartalan sebesar Rp 99 miliar dibandingkan dengan Rp 176 miliar pada kuartal sebelumnya. Apabila keuntungan tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan (dengan asumsi rasio pajak penghasilan 25%) yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan menjadi naik 15% menjadi Rp 207 miliar.
Secara kuartalan, pendapatan tercatat naik sebesar 23% menjadi Rp 3,430 triliun dengan laba kotor yang meningkat, yaitu sebesar 18% menjadi Rp 775 miliar. Namun laba sebelum pajak turun 9% menjadi Rp 365 miliar. Turunnya laba sebelum pajak ini banyak disebabkan oleh lebih rendahnya keuntungan selisih kurs yang diperoleh pada Q4 2013 dibandingkan dengan Q3 2013. Laba bersih juga turun 9% menjadi Rp 284 miliar. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga turun 9% menjadi Rp 280 miliar.
MYOR menikmati keuntungan selisih kurs kuartalan sebesar Rp 99 miliar dibandingkan dengan Rp 176 miliar pada kuartal sebelumnya. Apabila keuntungan tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan (dengan asumsi rasio pajak penghasilan 25%) yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan menjadi naik 15% menjadi Rp 207 miliar.
Manajemen berhasil menjaga tingkat profitabilitas dengan sangat baik. Hal
ini ditunjukkan dengan stabilnya rasio GPM tahunan yang berada pada
angka 24,31% pada tahun 2013 dibandingkan dengan 22,32% pada tahun 2012.
Secara kuartalan, rasio GPM turun tipis menjadi 22,60% dari 23,46%.
Rasio
NPM (disesuaikan) tahunan naik tipis menjadi 6,77% dari 6,72% . Secara kuartalan,
rasio NPM berubah tipis menjadi 6,04% dari 6,44%.
Tingkat ROE (disesuaikan) tahunan berada pada angka 21% pada tahun 2013 dan 24% pada tahun 2012.
Rasio
DER secara tahunan turun menjadi 147% dari 171%. Hutang finansial naik tipis 2% menjadi Rp 3,873 triliun. Beban keuangan naik sebesar 8% menjadi Rp 264 miliar. Beban keuangan merupakan
beban yang berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan.
Pengeluaran kas untuk investasi pada tahun 2013 tercatat tetap tinggi meskipun turun dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu sebesar 13% menjadi Rp 610 miliar. Aset tetap tercatat meningkat sebesar 9% menjadi Rp 3,114 triliun. Jika dibandingkan dengan jumlah aset lancar, pengeluaran kas untuk investasi secara tahunan adalah 19% berbanding 23% pada tahun sebelumnya.
Pengeluaran kas untuk investasi pada tahun 2013 tercatat tetap tinggi meskipun turun dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu sebesar 13% menjadi Rp 610 miliar. Aset tetap tercatat meningkat sebesar 9% menjadi Rp 3,114 triliun. Jika dibandingkan dengan jumlah aset lancar, pengeluaran kas untuk investasi secara tahunan adalah 19% berbanding 23% pada tahun sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar