PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) selama tahun 2013 mencetak kinerja pendapatan yang sangat
baik
dibandingkan dengan tahun 2012 namun kinerja laba bersih murninya hanya mampu
naik tipis. Secara kuartalan, kinerja laba pada Q4 2013 dibandingkan
dengan Q3 2013 sangat tidak memuaskan karena menurun signifikan.
Pendapatan
pada tahun 2013 tercatat naik sebesar 25% menjadi
Rp 4,193 triliun yang diiringi dengan kenaikan laba kotor sebesar 12%
menjadi Rp 718 miliar. Laba usaha terkikis 16% menjadi Rp 376 miliar. Laba sebelum pajak penghasilan berkurang 19% menjadi Rp 311 miliar. Sedangkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 20% menjadi Rp 241 miliar.
MAIN menderita kerugian selisih kurs sebesar Rp 109 miliar pada tahun 2013
dibandingkan dengan Rp 11 miliar pada tahun 2012. Apabila kerugian
tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba (dengan asumsi rasio pajak
penghasilan 25%) , maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk akan naik 4% menjadi Rp 323 miliar.
Secara
kuartalan, pendapatan berkurang 3% menjadi Rp 1,084 triliun dengan laba
kotor yang menurun signifikan sebesar 46% menjadi Rp 118 miliar. Laba
usaha ikut terkuras sebesar 81% menjadi Rp 19 miliar. Laba sebelum
pajak hampir menguap semua yaitu hilang 99% menjadi Rp 457 juta. Akhirnya terjadi rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi rugi Rp 1 miliar dibandingkan dengan laba bersih Rp 66 miliar.
MAIN menderita kerugian selisih kurs sebesar Rp 34 miliar pada Q4 2013 dibandingkan dengan Rp 62 miliar pada Q3 2013. Apabila kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba (dengan asumsi rasio pajak penghasilan 25%) , maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan turun 78% menjadi Rp 25 miliar.
Rasio GPM secara tahunan menurun menjadi 17,12% dari 19,06% dan secara kuartalan menurun signifikan menjadi 10,93% dari 19,81%.
Rasio NPM secara tahunan menurun menjadi 7,71% dari 9,28% dan secara kuartalan menurun menjadi 2,33% dari 10,10%.
Rasio
DER secara tahunan turun menjadi 157% dari 164%. Hutang finansial tercatat
membengkak sebesar 87% menjadi Rp 974 miliar. Namun beban keuangan hanya naik
1% menjadi Rp 66 miliar.
Tingkat ROE tahunan adalah 37% dari 45%.
Pengeluaran kas tahunan untuk investasi tercatat masih sangat tinggi yaitu sebesar Rp 353 miliar yang meningkat sebesar 11%. Aset tetapnya naik 32% menjadi Rp 1,128 triliun. Peningkatan besar aset tetap diharapkan dapat meningkatkan pendapatan jangka panjang.
Rasio
pengeluaran kas untuk investasi tersebut dibandingkan dengan aset tidak
lancar secara tahunan adalah 29% dibandingkan dengan 35% pada tahun
sebelumnya.
Kondisi nilai tukar rupiah yang menurun signifikan dibandingkan dengan mata uang USD tampaknya secara jangka pendek telah menguras banyak margin MAIN. Diharapkan secara jangka panjang MAIN mampu mengatasi masalah tersebut.
Dengan
harga terakhir (16/1/14) sebesar Rp 3.370, emiten ini diperdagangkan
dengan rasio PER sebesar 17,67 berdasarkan EPS tahun 2013 yang disesuaikan. Rasio PBV-nya adalah sebesar 6,60
berdasarkan nilai buku per lembar per 31 Desember 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar