PT Gowa Makassar Tourism Development (GMTD)
mencetak kinerja keuangan yang sangat baik pada tahun 2013 dibandingkan
dengan tahun 2012. Pada Q4 2013 jika dibandingkan dengan Q3
2013, kinerja juga sangat cemerlang. Namun, seperti kebanyakan perusahaan bidang properti lainnya, GMTD mulai dihadapi pada tantangan penurunan permintaan konsumen yang antara lain juga disebabkan oleh kondisi makro ekonomi dan berbagai kebijakan pengetatan dari otoritas terhadap usaha bidang properti.
Pendapatan
pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 tercatat naik 25%
menjadi Rp 301 miliar yang diiringi dengan kenaikan laba kotor
sebesar 16% menjadi Rp 148 miliar. Laba usaha meningkat 46% menjadi Rp
96 miliar. Laba sebelum pajak meningkat 40% menjadi Rp 107 miliar.
Laba bersih akhirnya tumbuh 43% menjadi Rp 92 miliar.
Secara
kuartalan, pendapatan tumbuh 108% menjadi Rp 106 miliar dan laba kotor
meningkat 110%
menjadi Rp 52 miliar. Laba usaha naik 252% menjadi Rp 39 miliar. Laba sebelum pajak naik sebesar 210% menjadi Rp 40 miliar dan akhirnya laba
bersih naik sebesar 231% menjadi Rp 35 miliar.
Saldo
persediaan pada tahun 2013 dibandingkan dengan
tahun 2012 naik 40% menjadi
Rp 367 miliar. Secara kuartalan angka tersebut naik 5%.
Saldo
uang muka pelanggan secara tahunan naik 18% menjadi Rp 666 miliar dan secara kuartalan turun sebesar 6%.
Rasio
GPM secara tahunan turun menjadi 49,32% dari 53,37%. Secara
kuartalan terjadi kenaikan tipis menjadi 49,12% dari 48,63%.
Rasio NPM secara tahunan meningkat menjadi 30,57% dari 26,83% dan secara kuartalan naik menjadi 32,96% dari 20,66%.
Rasio
DER pada tahun 2013 adalah sebesar 224% yang turun dibandingkan dengan 285% pada
tahun 2012. GMTD tidak mempunyai hutang finansial namun mempunyai hutang kepada pihak berelasi yang cukup besar yaitu Rp 148 miliar (tidak nampak ada beban bunga atas pinjaman ini)
GMTD pada tahun 2013 melakukan akuisisi besar dengan mengambil hampir 99,99% saham PT Kenanga Elok Asri (pada laporan interim Q2 2013 yang diakuisisi sebelumnya disebutkan adalah PT Tribuana Jaya Raya - yang pada laporan Q4 2013 menjadi anak dari Kenanga Elok Asri). Jumlah aset perusahaan ini sebelum eliminasi adalah Rp 485 miliar. Akuisisi ini mengakibatkan kenaikan pada saldo akun tanah untuk pengembangan yang menjadi berjumlah Rp 722 miliar dibandingkan dengan tahun 2012 yang berjumlah Rp 229 miliar. Tidak ada perincian yang cukup pada catatan atas laporan keuangan mengenai letak dan luas tanah untuk pengembangan dari anak usaha tersebut. (Dari hasil pencarian di internet diketahui kalau PT Tribuana Jaya Raya merupakan developer dari St. Moritz Makassar)
Uniknya pada laporan arus kas Q4 2013 tidak nampak arus kas keluar untuk investasi atas akuisisi tersebut. Pengeluaran kas tersebut rupanya ditempatkan pada arus kas untuk aktivitas operasi.
Sampai dengan perkembangan terakhir, akuisisi tersebut belum pernah melalui pengumuman kepada publik dan juga tidak ada RUPS yang menyetujuinya. (Bagaimana ini bisa terjadi?)
GMTD pada tahun 2013 melakukan akuisisi besar dengan mengambil hampir 99,99% saham PT Kenanga Elok Asri (pada laporan interim Q2 2013 yang diakuisisi sebelumnya disebutkan adalah PT Tribuana Jaya Raya - yang pada laporan Q4 2013 menjadi anak dari Kenanga Elok Asri). Jumlah aset perusahaan ini sebelum eliminasi adalah Rp 485 miliar. Akuisisi ini mengakibatkan kenaikan pada saldo akun tanah untuk pengembangan yang menjadi berjumlah Rp 722 miliar dibandingkan dengan tahun 2012 yang berjumlah Rp 229 miliar. Tidak ada perincian yang cukup pada catatan atas laporan keuangan mengenai letak dan luas tanah untuk pengembangan dari anak usaha tersebut. (Dari hasil pencarian di internet diketahui kalau PT Tribuana Jaya Raya merupakan developer dari St. Moritz Makassar)
Uniknya pada laporan arus kas Q4 2013 tidak nampak arus kas keluar untuk investasi atas akuisisi tersebut. Pengeluaran kas tersebut rupanya ditempatkan pada arus kas untuk aktivitas operasi.
Sampai dengan perkembangan terakhir, akuisisi tersebut belum pernah melalui pengumuman kepada publik dan juga tidak ada RUPS yang menyetujuinya. (Bagaimana ini bisa terjadi?)
Rasio ROE pada tahun 2013 adalah sebesar 29% dibandingkan dengan 28% pada tahun 2012.
Kas
masuk dari pelanggan secara tahunan turun sebesar 33% menjadi Rp 446 miliar dan secara kuartalan tercatat juga mengalami kemunduran sebesar 37%
menjadi Rp 72 miliar. Jumlah ini jika dibandingkan dengan jumlah
pendapatan kuartalan angkanya cuma 68%. Namun saldo uang muka pelanggan sampai dengan akhir tahun 2013 jika dibandingkan dengan jumlah penjualan tahun 2013 masih sebesar 221%. Sehingga walaupun ada kemunduran penjualan secara jangka pendek diharapkan dalam jangka panjang akan pulih kembali dan diharapkan selama satu sampai dengan dua tahun ke depan penjualan masih akan tetap solid yang terutama disumbangkan oleh realisasi dari pemesanan penjualan tahun-tahun sebelumnya.
Pada
harga terakhir sebesar Rp 6.475 (1/4/14), GMTD dihargai dengan rasio
PER sebesar 7,14 berdasarkan EPS tahun 2013 dan rasio PBV-nya adalah
sebesar 2,05 berdasarkan nilai buku per lembar per 31 Desember 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar