PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencatatkan kinerja tahun 2013 yang baik dibandingkan dengan tahun 2012. Namun kinerja laba pada Q4 2013 mengalami stagnasi dibandingkan dengan Q3 2013.
Pendapatan
tahunan tercatat naik sebesar 13% menjadi Rp 30,757 triliun dengan laba
kotor yang juga meningkat, yaitu sebesar 14% menjadi Rp 15,778 triliun. Laba usaha bertambah sebesar 10% menjadi Rp 7,164 triliun. Laba sebelum pajak
berkembang sebesar 11% menjadi Rp 7,159 triliun. Laba bersih bertambah 11%
menjadi Rp 5,353 triliun.
Secara kuartalan, pendapatan tercatat naik sebesar 2% menjadi Rp 7,732
triliun dengan laba kotor yang juga meningkat, yaitu sebesar 3% menjadi Rp 3,955 triliun. Laba usaha harus turun 2% menjadi Rp 1,674 triliun. Laba sebelum pajak turun tipis menjadi Rp 1,690 triliun. Laba
bersih juga turun tipis nyaris stagnan menjadi Rp 1,262 triliun.
Manajemen UNVR berhasil menjaga tingkat profitabilitas dengan sangat baik. Hal
ini ditunjukkan dengan stabilnya rasio GPM tahunan yang berada pada
angka 51,30% pada tahun 2013 dibandingkan dengan 50,87% pada tahun 2012.
Secara kuartalan, rasio GPM naik tipis menjadi 51,14% dari 50,78%.
Rasio
NPM tahunan menurun tipis menjadi 17,40% dari 17,72%. Secara kuartalan,
rasio NPM juga turun tipis menjadi 16,32% dari 16,68%.
Tingkat ROE tahunan berada pada angka 126% pada tahun 2013 dan 122% pada tahun 2012.
Rasio
DER secara tahunan naik dari 202% menjadi 214%. Tingginya rasio DER ini tidak perlu dirisaukan sebab jumlah hutang finansial tidak cukup signifikan dibandingkan dengan jumlah seluruh hutang. Beban bunga juga merupakan beban yang tidak signifikan berpengaruh terhadap laba bersih perusahaan.
Pengeluaran kas untuk investasi pada tahun 2013 tercatat tetap tinggi dan naik tipis dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu naik sebesar 2% menjadi Rp 1,129 triliun. Aset tetap tercatat meningkat sebesar 9% menjadi Rp 6,874 triliun.
Pengeluaran kas untuk investasi pada tahun 2013 tercatat tetap tinggi dan naik tipis dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu naik sebesar 2% menjadi Rp 1,129 triliun. Aset tetap tercatat meningkat sebesar 9% menjadi Rp 6,874 triliun.
Rasio pengeluaran kas untuk investasi terhadap aset tidak lancar tahunan menurun tipis menjadi 15% dari 16%.
Beban jasa dan royalti merupakan beban yang signifikan berpengaruh terhadap laba bersih UNVR. Secara tahunan beban tersebut naik 47% menjadi Rp 1,384 triliun.
Beban jasa dan royalti merupakan beban yang signifikan berpengaruh terhadap laba bersih UNVR. Secara tahunan beban tersebut naik 47% menjadi Rp 1,384 triliun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar