PT Global Mediacom Tbk (BMTR)
mencatatkan kinerja pendapatan tahun 2013 yang cukup bagus dibandingkan dengan
tahun 2012 namun kinerja laba bersih tertekan oleh kerugian selisih kurs dan beban keuangan. Hal yang sama juga terjadi pada kinerja Q4 2013 dibandingkan dengan Q3 2013.
Pendapatan
tahunan tercatat naik sebesar 12% menjadi Rp 10,020 triliun dengan laba
kotor yang juga meningkat, yaitu sebesar 9% menjadi Rp 4,533 triliun. Laba sebelum pajak menguap sebesar 41% menjadi Rp 1,511 triliun. Laba bersih berkurang 48%
menjadi Rp 1,030 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk turun 52% menjadi Rp 620 miliar.
BMTR menderita kerugian selisih kurs pada tahun 2013 sebesar Rp 760 miliar
dibandingkan dengan Rp 198 miliar pada tahun 2012. Sehingga
apabila kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka
laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas
induk (dengan asumsi rasio pajak penghasilan 25% dan tidak ada pengaruh ke kepentingan minoritas) akan menjadi Rp 1,191 triliun yang mana masih turun, yaitu
sebesar 18%.
Secara kuartalan, pendapatan tercatat naik sebesar 8% menjadi Rp 2,695
triliun dengan laba kotor yang juga meningkat, yaitu sebesar 5% menjadi Rp
1,167 triliun. Laba sebelum pajak terpotong sebesar 86% menjadi Rp 24 miliar. Laba
bersih menguap 86% menjadi Rp 24 miliar. Laba bersih yang dapat
diatribusikan kepada pemilik entitas induk melayang 85% menjadi Rp
6 miliar.
BMTR menderita kerugian selisih
kurs pada Q4 2013 sebesar Rp 286 miliar dibandingkan dengan Rp 392
miliar pada Q3 2013. Sehingga
apabila kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka
laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas
induk akan menjadi Rp 203 miliar yang mana masih juga turun, yaitu
sebesar 31%.
Rasio GPM tahunan berada pada
angka 45,24% pada tahun 2013 dibandingkan dengan 46,75% pada tahun 2012. Secara kuartalan, rasio GPM turun menjadi 43,33% dari 44,32%. Nampaknya margin laba kotor mengalami penurunan yang berlanjut.
Rasio
NPM tahunan yang disesuaikan menurun tebal menjadi 11,88% dari 16,22%. Secara kuartalan,
rasio NPM turun lagi menjadi 7,52% dari 11,72%.
Tingkat ROE tahunan yang disesuaikan berada pada angka 13% dibandingkan dengan 14% pada tahun sebelumnya.
Rasio
DER secara tahunan menunjukkan angka yang meningkat dari 40% menjadi 58%.
Hutang finansial tercatat bertambah sebesar 25% menjadi
Rp 4,335 triliun. Beban keuangan tahunan melonjak sebesar 83% menjadi Rp 530 miliar. Rasio beban keuangan terhadap laba bersih
secara tahunan naik menjadi 44% dari 20%. Tentunya angka yang sangat besar.
Pengeluaran kas untuk perolehan aset tetap tercatat masih cukup tinggi dan meningkat sebesar 42% menjadi Rp 1,975 triliun. Aset tetap tercatat meningkat sebesar 31% menjadi Rp 4,906 triliun. Peningkatan pada aset tetap diharapkan dapat menyumbang pada peningkatan pendapatan jangka panjang.
Pengeluaran kas untuk perolehan aset tetap tercatat masih cukup tinggi dan meningkat sebesar 42% menjadi Rp 1,975 triliun. Aset tetap tercatat meningkat sebesar 31% menjadi Rp 4,906 triliun. Peningkatan pada aset tetap diharapkan dapat menyumbang pada peningkatan pendapatan jangka panjang.
Pada
harga terakhir sebesar Rp 2.125 (17/4/14), BMTR dihargai dengan rasio
PER sebesar 25,08 berdasarkan EPS tahun 2013 yang telah disesuaikan dan
rasio PBV-nya adalah sebesar 3,22 berdasarkan nilai buku per lembar per
31 Desember 2013. Kapitalisasi BMTR tercatat sebesar Rp 29,862 triliun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar