PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) mencetak kinerja laba kotor dan laba usaha pada tahun 2013 yang cukup baik dibandingkan dengan tahun 2012 walaupun pendapatannya menurun. Kerugian yang terjadi pada tahun 2013 lebih banyak disebabkan oleh kerugian selisih kurs dan derivatif. Sayangnya kinerja pada Q4 2013 dibandingkan dengan Q3 2013 memburuk.
Pendapatan tahunan tercatat turun sebesar 18% menjadi US$ 694,913 juta namun laba kotor berhasil mengembang sebesar 9% menjadi US$ 112,530 juta. Laba usaha meningkat 14% menjadi US$ 63,794 juta. Namun terjadi rugi sebelum pajak sebesar US$ 28,187 juta dibandingkan dengan rugi sebesar US$ 17,699 juta pada tahun 2012. Kerugian-kerugian tersebut banyak disumbangkan oleh selain beban keuangan juga oleh kerugian selisih kurs dan rugi derivatif.
Pada tahun 2013 DOID menderita kerugian selisih kurs sebesar US$ 43,286 juta dan rugi derivatif sebesar US$ 11,078 juta dibandingkan dengan tahun 2012 yang masing-masing sebesar US$ 15,975 juta dan US$ 10,150 juta.
Apabila kerugian-kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan menjadi US$ 16,942 juta berbanding US$ 9,414 juta.
Secara kuartalan, pendapatan turun 21% yang diiringi dengan penurunan tajam laba kotor sebesar 48% menjadi US$ 24,393 juta. Laba usaha terjungkal 77% menjadi US$ 7,940 juta. Rugi sebelum pajak penghasilan bertambah menjadi US$ 14,962 juta dari Rp 8,041 juta. Rugi bersih menjadi US$ 16,033 juta dari rugi US$ 7,507 juta.
DOID menderita kerugian selisih kurs sebesar US$ 6,756 juga pada Q4 2013 berbanding US$ 30,343 juta pada Q3 2013. Kerugian derivatif adalah US$ 2,832 juta berbanding US$ 2,797 juta.
Apabila kerugian-kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan menjadi rugi sebesar US$ 7,426 juta berbanding laba sebesar US$ 18,747 juta. Buruknya kinerja pada Q4 2013 diharapkan semata-mata hanya bersifat musiman dan dapat diperbaiki pada periode-periode yang akan datang.
Rasio GPM tahunan naik menjadi 16,19% dari 12,22%. Nampaknya inilah kunci utama kenaikan laba bersih murni DOID. Secara kuartalan rasio GPM menurun menjadi 15,81% dari 24,28%.
Rasio NPM tahunan (disesuaikan) menjadi 2,44% dari 1,12% dan secara kuartalan turun menjadi -4,81% dari 9,65%.
Rasio ROE tahunan (disesuaikan) berada pada angka 25% berbanding 11%.
Rasio DER terlihat sangat tinggi yang secara tahunan mencapai angka 1481% yang naik dibandingkan dengan tahun 2012 yang sebesar 1196%. Biarpun sangat tinggi, namun jumlah aset lancarnya masih cukup banyak untuk mampu membayar liabilitas lancar yang terlihat dari rasionya yang sebesar 141% pada tahun 2013 berbanding 187% pada tahun 2012.
Pengeluaran kas untuk investasi tercatat mengalami penurunan tajam sebesar 92% menjadi US$ 11,481 juta. Turunnya pengeluaran kas ini menggambarkan prospek industri yang kurang cerah. Hutang finansial turun 6% menjadi US$ 899,491 juta. Beban keuangan berhasil ditekan turun sebesar 11% menjadi US$ 42,350 juta. Tentu saja beban keuangan merupakan beban yang sangat mempengaruhi laba bersih perusahaan.
Dari sisi arus kas dari aktivitas operasi tahunan tercatat surplus yang lumayan besar. Secara kuartalan juga masih tercatat surplus yang cukup solid. Pengeluaran kas untuk aktivitas pendanaan terlihat stabil. Arus kas terlihat masih sangat baik.
Pada harga terakhir (24/4/14) sebesar Rp 169, saham DOID dihargai dengan rasio PER sebesar 7,45 berdasarkan EPS tahun 2013 yang telah disesuaikan dengan patokan kurs sebesar Rp 11.000/US$. Rasio PBV-nya adalah sebesar 1,85 berdasarkan nilai buku per lembar per 31 Desember 2013 dengan patokan kurs yang sama.
Analisis atas laporan keuangan DOID Q3 2013 secara khusus pernah ditulis pada artikel berikut ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar