PT
Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) mencetak kinerja tahunan sampai dengan Q1 2014 yang kurang memuaskan dibandingkan dengan kinerja tahun sebelumnya. Kinerja pada Q1 2014 dibandingkan dengan Q4 2013 mengalami nasib yang kurang lebih sama. Namun valuasi harga saham emiten ini termasuk masih cukup rendah. Valuasi yang rendah ini tampaknya merupakan cerminan dari prospek kinerja yang masih belum cerah.
Pendapatan secara tahunan naik sebesar 2% menjadi Rp 11,525 triliun. Namun laba kotor
turun 24% menjadi Rp 3,507 triliun. Laba usaha jatuh 28% menjadi Rp
2,230 triliun. Laba sebelum pajak menguap 26% menjadi Rp 2,527 triliun.
Laba bersih mengecil 25% menjadi Rp 1,898 triliun. Laba bersih yang dapat
diatribusikan kepada pemilik entitas induk terkikis 26% menjadi Rp 1,869
triliun. Perlu diperhatikan pula kalau PTBA secara tahunan menikmati
pendapatan lain-lain sebesar Rp 297 miliar yang sebagian besar terdiri dari pendapatan keuangan
sebesar Rp 220 miliar.
Secara kuartalan, pendapatan PTBA berubah tipis menjadi Rp 3,094 triliun. Laba kotor turun sebesar 7% menjadi Rp 999
miliar. Laba usaha turun tipis sebesar 1% menjadi Rp 667 miliar. Laba bersih terkikis 8% menjadi Rp 542 miliar. Laba bersih yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk jatuh 8% menjadi Rp 536 miliar.
Rasio
GPM tahunan terjerembab menjadi 30,43% dari 40,66% pada tahun sebelumnya. Secara kuartalan rasio GPM juga turun yaitu menjadi 32,26% dari 34,94%.
Rasio
NPM tahunan mengecil menjadi 16,22% dari 22,26%. Secara kuartalan berubah tipis menjadi 17,34% dari 18,88%. Sebenarnya baik rasio GPM maupun NPM masih cukup tinggi.
Rasio ROE tahunan turun tipis menjadi 27% dari 28%.
Rasio DER tahunan meningkat menjadi 71% dari 49% namun PTBA mencatatkan pendapatan bunga secara net karena hutang finansialnya sangat kecil sedangkan cadangan kasnya sangat besar.
Pengeluaran kas untuk investasi secara tahunan naik signifikan yaitu naik 241% menjadi Rp 1,468 triliun. Aset tetap meningkat 42% menjadi Rp 2,896 triliun.
Rasio kas untuk pengeluaran investasi tersebut jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar adalah 26% berbanding 10% pada tahun sebelumnya.
Jika harga batubara dapat membaik, maka tampaknya kinerja PTBA dapat membaik dengan signifikan karena kesiapan aset tetapnya. Begitu juga dengan cadangan kasnya yang cukup besar yang dapat dipakai sewaktu-waktu untuk meningkatkan aset tetap.
Maaf pak, sepertinya terdapat kesalahan pencantuman tabel analisis ya di halaman ini. Analisisnya tentang PTBA tapi tabelnya ASII. Terima kasih pak.
BalasHapus@BYEKOS
Terima kasih untuk koreksinya. Perbaikan telah dilakukan.
BalasHapus