Analisis Laporan Keuangan PT Modernland Realty Tbk (MDLN) Q3 2014
Tahunan (TTM)
Pendapatan
tumbuh sebesar 54%.
Di sisi beban pokok, beban
naik sebesar 155% sehingga laba kotor meningkat sebesar 15%. Di sisi lain, beban usaha dan pendapatan-beban lain berkurang signifikan
sehingga laba usaha melesat sebesar
179%. Kombinasi dari beban keuangan dan bagian laba
(rugi) bersih entitas asosiasi yang meningkat sebesar 327% menyebabkan laba
sebelum pajak menguat sebesar 167%.
Laba
bersih kemudian tumbuh sebesar 178% dikarenakan beban pajak penghasilan yang bertambah
sebesar 60%. Perusahaan menikmati pendapatan lain-lain (sebagian besar
merupakan penyesuaian dari laba atas kepemilikan sebelumnya) yang signifikan
pada periode ini. Jika pendapatan tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih,
maka laba bersih yang
dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk justru akan menyusut sebesar 21%.
Rasio
GPM menyusut menjadi 54,58% dari 72,65%.
Saldo
persediaan lancar meningkat sebesar 110%. Peningkatan ini diharapkan dapat
menopang pendapatan jangka pendek dan jangka panjang perusahaan.
Saldo
tanah untuk pengembangan meningkat sebesar 154%. Saldo aset tetap meningkat sebesar 104%. Peningkatan-peningkatan
tersebut diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.
Saldo
uang muka pelanggan hanya bertambah tipis sebesar 4%. Jika dibandingkan dengan
angka pendapatan, saldo tersebut hanya setara dengan 19% berbanding 28% pada
periode sebelumnya. Rendahnya saldo
tersebut tentunya akan menyulitkan dalam memprediksi pendapatan ke depannya.
Kas
masuk dari pelanggan bertambah sebesar 70%.
Jika dibandingkan dengan jumlah pendapatan, angka tersebut setara dengan
77% berbanding 70% pada periode
sebelumnya.
Hutang
finansial melesat sebesar 206%. Beban keuangan menggelembung sebesar 193%.
Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih
perusahaan.
Kuartalan
Pendapatan
turun sebesar 54%.
Di sisi beban pokok, beban
turun sebesar 73% sehingga laba kotor menyusut sebesar 33%. Di sisi lain, beban
usaha dan beban lain berkurang
sebesar 2% sehingga laba usaha
terpuruk sebesar 54%.
Kombinasi dari beban keuangan
dan bagian laba (rugi) bersih entitas asosiasi yang berkurang sebesar 20%
menyebabkan laba sebelum pajak terpangkas sebesar 74%.
Laba
bersih kemudian terperosok sebesar 82% dikarenakan beban pajak penghasilan yang
berkurang sebesar 55%. Perusahaan menderita kerugian lain-lain yang signifikan
pada periode ini dan pada periode sebelumnya. Jika kerugian-kerugian tersebut
dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk akan terpangkas sebesar 54%.
Rasio
GPM meningkat pesat
menjadi 68,53% dari 46,48%. Peningkatan yang sangat baik
tentunya. Namun sayangnya, jumlah pendapatan terlalu kecil sehingga pada
akhirnya hanya menghasilkan laba bersih yang rendah. Di sisi lain, laba juga
banyak terkuras oleh beban keuangan yang sangat besar.
Kas
masuk dari pelanggan bertambah sebesar 27%.
Jika dibandingkan dengan jumlah pendapatan, angka tersebut setara dengan
152% berbanding 55% pada periode
sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar