Analisis Laporan Keuangan PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA) Q3 2014
Tahunan (TTM)
Penjualan
mengalami peningkatan sebesar 25%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar
20% sehingga laba kotor meningkat sebesar 55%. Di sisi lain, kombinasi dari beban
usaha, laba-rugi selisih kurs dan lain-lain menurun sebesar 10% sehingga laba usaha melesat sebesar 110%. Beban
keuangan berkurang sebesar 77% menyebabkan laba sebelum pajak tumbuh sebesar 149%.
Laba
bersih kemudian melesat sebesar 200% dikarenakan
beban pajak penghasilan yang meningkat sebesar 82%. Pada akhirnya laba
bersih yang dapat
diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik sebesar 540%. Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs
pada periode ini dan pada periode sebelumnya. Perusahaan juga menikmati
keuntungan lain-lain pada periode ini dan mengalami kerugian lain-lain pada
periode sebelumnya. Jika keuntungan dan kerugian tersebut disesuaikan, maka
laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan tumbuh
sebesar 389%.
Rasio
GPM meningkat
menjadi 18,13% dari 14,64%.
Saldo
aset tetap meningkat sebesar 11%. Saldo properti pertambangan tumbuh sebesar
10%. Peningkatan-peningkatan tersebut tentunya diharapkan dapat menopang
pendapatan jangka panjang perusahaan.
Hutang
finansial berkurang sebesar 2%. Beban keuangan menyusut signifikan yaitu
sebesar 77%. Beban keuangan berpengaruh tidak
terlalu besar terhadap laba bersih.
Pengeluaran
kas untuk investasi melesat sebesar 438%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset
tidak lancar, pengeluaran tersebut setara dengan 7% berbanding 1%.
Kuartalan
Penjualan
mengalami peningkatan sebesar 14%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar
17% sehingga laba kotor meningkat sebesar 4%. Di sisi lain, kombinasi dari beban
usaha, laba-rugi selisih kurs dan lain-lain meningkat sebesar 2% sehingga laba usaha naik sebesar 4%. Beban
keuangan berkurang sebesar 34% menyebabkan laba sebelum pajak tumbuh sebesar 7%.
Laba
bersih kemudian naik sebesar 29% dikarenakan
beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 23%. Pada akhirnya laba
bersih yang dapat
diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik sebesar 69%. Perusahaan mengalami keuntungan selisih kurs
pada periode ini dan mengalami kerugian selisih kurs pada periode sebelumnya.
Perusahaan juga mengalami kerugian lain-lain pada periode ini dan mendulang keuntungan
lain-lain pada periode sebelumnya. Jika keuntungan dan kerugian tersebut
disesuaikan, maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas
induk akan tumbuh sebesar 111%.
Rasio
GPM menyusut
menjadi 15,26% dari 16,85%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar