Analisis Laporan Keuangan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) Q3 2014
Tahunan (TTM)
Penjualan
mengalami peningkatan sebesar 13%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar
3% sehingga laba kotor meningkat sebesar 52%. Di sisi lain, kombinasi dari beban
usaha, pendapatan-beban operasional lain meningkat sebesar 21% sehingga laba usaha melesat sebesar 82%.
Laba sebelum
pajak tumbuh sebesar 160% dikarenakan kombinasi dari pendapatan-beban keuangan
dan bagian atas laba-rugi entitas asosiasi yang bertambah sebesar 11%.
Laba
bersih kemudian mengembang sebesar 197% dikarenakan
beban pajak penghasilan yang meningkat sebesar 97%. Laba bersih yang dapat
diatribusikan kepada pemilik entitas induk kemudian naik sebesar 154%
dikarenakan bagian laba untuk kepentingan non-pengendali yang berlipat sebesar
503%.
Perusahaan
mengalami kerugian selisih kurs pada periode ini dan juga pada periode
sebelumnya. Jika kerugian-kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba
bersih, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas induk akan melesat sebesar 138%.
Rasio
GPM meningkat menjadi
27,65% dari 20,51%.
Saldo
tanaman perkebunan menghasilkan meningkat sebesar 9%. Tanaman belum
menghasilkan tumbuh sebesar 15%. Saldo aset tetap meningkat sebesar 15%. Peningkatan-peningkatan
tersebut tentunya diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang
perusahaan.
Hutang
finansial bertambah sebesar 33%. Beban keuangan meningkat sebesar 55%. Beban
keuangan merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih.
Pengeluaran
kas untuk investasi berkurang sebesar 7%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset
tidak lancar, pengeluaran tersebut setara dengan 15% berbanding 18%.
Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)
Penjualan
mengalami penurunan sebesar 10%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 3%
sehingga laba kotor terpangkas sebesar 27%. Di sisi lain, kombinasi dari beban
usaha, pendapatan-beban operasional lain meningkat sebesar 14% sehingga laba usaha melorot sebesar 48%.
Laba sebelum
pajak menyusut sebesar 67% dikarenakan kombinasi dari pendapatan-beban keuangan
dan bagian atas laba-rugi entitas asosiasi yang berkurang sebesar 12%.
Laba
bersih kemudian terperosok sebesar 68% dikarenakan
beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 63%. Laba bersih yang dapat
diatribusikan kepada pemilik entitas induk kemudian terjungkal sebesar 80%
dikarenakan bagian laba untuk kepentingan non-pengendali yang hanya turun
sebesar 4%.
Perusahaan
mengalami kerugian selisih kurs pada periode ini dan juga pada periode
sebelumnya. Jika kerugian-kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba
bersih, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas induk akan terpangkas sebesar 79%.
Rasio
GPM berkurang menjadi
23,84% dari 29,58%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar