Analisis Laporan Keuangan PT Sri Rezeki Isman Tbk (SRIL) Q3
2014
Tahunan (TTM)
Penjualan
meningkat sebesar 23%.
Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 21% sehingga laba kotor meningkat sebesar 30%. Di sisi beban usaha dan pendapatan-beban lain, beban meningkat sebesar 1%
sehingga laba usaha tumbuh sebesar 42%. Di sisi lain, kombinasi dari beban keuangan dan laba-rugi selisih kurs meningkat
sebesar 113% sehingga laba sebelum pajak naik sebesar 6%.
Pada
akhirnya laba bersih tumbuh sebesar 1%. Perusahaan mengalami kerugian selisih
kurs yang signifikan pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya.
Perusahaan menikmati keuntungan lain-lain yang lumayan pada periode ini dan
juga pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat
diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan naik sebesar 33%.
Rasio
GPM mengembang menjadi 20,34%
dari 19,13%.
Saldo
aset tetap bertambah
sebesar 63%. Penambahan ini diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang
perusahaan.
Hutang
finansial berlipat sebesar 111%. Beban keuangan meningkat sebesar 53%. Beban
keuangan merupakan beban yang
berpengaruh signifikan terhadap laba bersih.
Kas
bersih yang diterima dari aktivitas operasi mengalami minus yang cukup besar
yang banyak disebabkan oleh naiknya nilai persediaan. Kekurangan kas untuk
aktivitas operasi dan investasi ditutupi sebagian besar dari penerbitan surat
hutang sehingga menyebabkan melambungnya hutang finansial.
Pengeluaran
kas untuk investasi meningkat sebesar 18%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset
tidak lancar, pengeluaran tersebut setara dengan 38% berbanding 42%.
Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)
Penjualan
meningkat sebesar 27%.
Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 30% sehingga laba kotor meningkat sebesar 14%. Di sisi beban usaha dan pendapatan-beban lain, beban meningkat sebesar
41% sehingga laba usaha tumbuh sebesar 5%. Di sisi lain, kombinasi dari beban keuangan dan laba-rugi selisih kurs menurun
sebesar 59% sehingga laba sebelum pajak melambung sebesar
639%.
Pada
akhirnya laba bersih tumbuh sebesar 237%. Perusahaan mengalami kerugian selisih
kurs yang jauh berkurang pada periode ini daripada periode sebelumnya. Jika
disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
akan turun sebesar 2%.
Rasio
GPM menyusut menjadi 18,60%
dari 20,64%.
Penerimaan
kas operasi bersih mengalami peningkatan yang tajam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar