Kamis, 30 Oktober 2014

WSKT - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) Q3 2014


Tahunan (TTM)

Pendapatan mengalami peningkatan sebesar 6%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 4% juga sehingga laba kotor meningkat sebesar 26%. Pendapatan bersih ventura bersama konstruksi meningkat sebesar 51% sehingga laba kotor setelah laba ventura bersama naik sebesar 28%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, pendapatan keuangan, laba-rugi selisih kurs dan lain-lain meningkat sebesar 37%  sehingga laba usaha tumbuh sebesar 25%. Laba sebelum pajak meningkat sebesar 28% dikarenakan kombinasi dari beban keuangan dan bagian laba bersih entitas asosiasi yang meningkat sebesar 12%.

Laba bersih kemudian mengembang sebesar 41%  dikarenakan beban pajak penghasilan yang meningkat sebesar 13%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat juga sebesar 41%.

Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan naik sebesar 47%

Rasio GPM meningkat menjadi 10,02% dari 8,47%.

Saldo aset tetap meningkat pesat sebesar 125%.  Besarnya aset tetap diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Hutang finansial meningkat sebesar 14%. Beban keuangan meningkat sebesar 2%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih.

Pengeluaran kas untuk investasi bertambah sebesar 87%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, pengeluaran tersebut setara dengan 36% berbanding 35%.

Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Pendapatan mengalami penurunan sebesar 2%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 2% juga sehingga laba kotor terkikis sebesar 7%. Pendapatan bersih ventura bersama konstruksi meningkat sebesar 102% sehingga laba kotor setelah laba ventura bersama naik sebesar 8%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, pendapatan keuangan, laba-rugi selisih kurs dan lain-lain turun sebesar 4%  sehingga laba usaha tumbuh sebesar 14%. Laba sebelum pajak meningkat sebesar 17% dikarenakan kombinasi dari beban keuangan dan bagian laba bersih entitas asosiasi yang meningkat sebesar 6%.

Laba bersih kemudian mengembang sebesar 26%  dikarenakan beban pajak penghasilan yang meningkat sebesar 8%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat juga sebesar 26%.

Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan naik sebesar 18%

Rasio GPM berkurang menjadi 8,96% dari 9,39%.

Penurunan pendapatan usaha pada kuartal ini tentunya cukup mengecewakan berhubung selama ini pendapatan pada akhir tahun selalu meningkat. Turunnya rasio margin juga cukup perlu diperhatikan lebih serius oleh perusahaan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar