Analisis Laporan Keuangan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT)
Q3 2014
Tahunan (TTM)
Pendapatan
mengalami peningkatan sebesar 6%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 4%
juga sehingga laba kotor meningkat sebesar 26%. Pendapatan bersih ventura
bersama konstruksi meningkat sebesar 51% sehingga laba kotor setelah laba
ventura bersama naik sebesar 28%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, pendapatan
keuangan, laba-rugi selisih kurs dan lain-lain meningkat sebesar 37% sehingga laba usaha tumbuh sebesar 25%. Laba sebelum pajak meningkat
sebesar 28% dikarenakan kombinasi dari beban keuangan dan bagian laba bersih
entitas asosiasi yang meningkat sebesar 12%.
Laba
bersih kemudian mengembang sebesar 41% dikarenakan
beban pajak penghasilan yang meningkat sebesar 13%. Pada akhirnya laba bersih
yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat juga sebesar 41%.
Jika
disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
akan naik sebesar 47%
Rasio
GPM meningkat menjadi
10,02% dari 8,47%.
Saldo
aset tetap meningkat pesat sebesar 125%. Besarnya aset tetap diharapkan dapat menopang
pendapatan jangka panjang perusahaan.
Hutang
finansial meningkat sebesar 14%. Beban keuangan meningkat sebesar 2%. Beban
keuangan merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih.
Pengeluaran
kas untuk investasi bertambah sebesar 87%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset
tidak lancar, pengeluaran tersebut setara dengan 36% berbanding 35%.
Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)
Pendapatan
mengalami penurunan sebesar 2%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 2%
juga sehingga laba kotor terkikis sebesar 7%. Pendapatan bersih ventura bersama
konstruksi meningkat sebesar 102% sehingga laba kotor setelah laba ventura
bersama naik sebesar 8%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, pendapatan
keuangan, laba-rugi selisih kurs dan lain-lain turun sebesar 4% sehingga laba usaha tumbuh sebesar 14%. Laba sebelum pajak meningkat
sebesar 17% dikarenakan kombinasi dari beban keuangan dan bagian laba bersih
entitas asosiasi yang meningkat sebesar 6%.
Laba
bersih kemudian mengembang sebesar 26% dikarenakan
beban pajak penghasilan yang meningkat sebesar 8%. Pada akhirnya laba bersih
yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat juga sebesar 26%.
Jika
disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
akan naik sebesar 18%
Rasio
GPM berkurang menjadi
8,96% dari 9,39%.
Penurunan
pendapatan usaha pada kuartal ini tentunya cukup mengecewakan berhubung selama
ini pendapatan pada akhir tahun selalu meningkat. Turunnya rasio margin juga
cukup perlu diperhatikan lebih serius oleh perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar