Selasa, 28 Oktober 2014

AKRA - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014

Analisis Laporan Keuangan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) Q3 2014

Tahunan (TTM)

Pendapatan mengalami peningkatan sebesar 8%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 6% sehingga laba kotor meningkat sebesar 24%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, laba-rugi selisih kurs dan lain-lain meningkat sebesar 34%  sehingga laba usaha bertambah sebesar 17%. Kombinasi dari beban keuangan dan bagian atas laba-rugi entitas asosiasi yang menghasilkan beban berbanding pendapatan menyebabkan laba sebelum pajak tumbuh sebesar 3%.

Laba bersih kemudian mengembang sebesar 2%  dikarenakan beban pajak penghasilan yang meningkat sebesar 7%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk  naik sebesar 1%.  Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan, maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan tumbuh sebesar 6%.

Rasio GPM meningkat menjadi 7,04% dari 6,13%.

Saldo aset tetap meningkat sebesar 3%. Saldo persediaan tanah kawasan industri bertambah sebesar 77%. Peningkatan-peningkatan tersebut tentunya diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Hutang finansial meningkat sebesar 45%. Beban keuangan bertambah signifikan dari sebelumnya masih mendulang pendapatan keuangan. Beban keuangan cukup berpengaruh terhadap laba bersih.

Kuartalan

Pendapatan mengalami peningkatan sebesar 2%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 2% sehingga laba kotor tidak banyak berubah. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, laba-rugi selisih kurs dan lain-lain menyusut sebesar 5%  sehingga laba usaha bertambah sebesar 3%. Kombinasi dari beban keuangan dan bagian atas laba-rugi entitas asosiasi yang bertambah sebesar 19% menyebabkan laba sebelum pajak tumbuh sebesar 2%.

Laba bersih kemudian mengembang sebesar 4%  dikarenakan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 7%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk  naik sebesar 4%.  Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan, maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan tumbuh sebesar 7%.

Rasio GPM menurun menjadi 7,51% dari 7,66%. Rasio ini masih lebih baik daripada rasio tahunan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar