Selasa, 21 Oktober 2014

ARNA - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014




Analisis Laporan Keuangan PT Arwana Citra Mulia Tbk (ARNA) Q3 2014

Tahunan

Penjualan meningkat  sebesar 20%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 28%  sehingga laba kotor hanya naik sebesar 6%. Di sisi lain, beban usaha berkurang sebesar 7% sehingga laba usaha tumbuh sebesar 14%. Laba sebelum pajak naik sebesar 14% karena beban keuangan yang menurun.

Laba bersih kemudian mengembang sebesar 15%  dikarenakan beban pajak penghasilan yang meningkat sebesar 12%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk  meningkat sebesar 16%. Perusahaan menelan kerugian selisih kurs yang signifikan pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan, maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan naik sebesar 10%.

Rasio GPM menyusut menjadi 32,24% dari 36,38%. Penurunan ini tampaknya harus mulai diperhatikan lebih serius oleh manajemen.

Saldo aset tetap berkurang tipis sebesar 1%.

Hutang finansial berkurang sebesar 30%. Beban keuangan berkurang sebesar 26%. Beban keuangan bukan merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih.


Pengeluaran kas untuk investasi menyusut sebesar 37%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, pengeluaran tersebut setara dengan 12% berbanding 19%.



Kuartalan

Penjualan tergerus  sebesar 4%. Di sisi beban pokok, beban turun sebesar 3%  sehingga laba kotor terkikis sebesar 7%. Di sisi lain, beban usaha bertambah sebesar 44% sehingga laba usaha turun sebesar 27%. Kenaikan beban usaha ini tampaknya bersifat musiman karena secara tahunan beban usaha turun dan begitu juga jika dibandingkan antara 9M 2014 dengan 9M 2013. Laba sebelum pajak terpangkas sebesar 28%.

Laba bersih kemudian turun sebesar 28%  dikarenakan beban pajak penghasilan yang menyusut sebesar 27%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk  terpangkas sebesar 28%. Perusahaan menelan kerugian selisih kurs pada periode ini dan pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan, maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan terpangkas sebesar 29%.

Rasio GPM menyusut menjadi 31,84% dari 32,90%.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar