Selasa, 28 Oktober 2014

TOBA - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014

Analisis Laporan Keuangan PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA) Q3 2014

Tahunan (TTM)

Penjualan mengalami peningkatan sebesar 25%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 20% sehingga laba kotor meningkat sebesar 55%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, laba-rugi selisih kurs dan lain-lain menurun sebesar 10%  sehingga laba usaha melesat sebesar 110%. Beban keuangan berkurang sebesar 77% menyebabkan laba sebelum pajak tumbuh sebesar 149%.

Laba bersih kemudian melesat sebesar 200%  dikarenakan beban pajak penghasilan yang meningkat sebesar 82%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk  naik sebesar 540%.  Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs pada periode ini dan pada periode sebelumnya. Perusahaan juga menikmati keuntungan lain-lain pada periode ini dan mengalami kerugian lain-lain pada periode sebelumnya. Jika keuntungan dan kerugian tersebut disesuaikan, maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan tumbuh sebesar 389%.

Rasio GPM meningkat menjadi 18,13% dari 14,64%.

Saldo aset tetap meningkat sebesar 11%. Saldo properti pertambangan tumbuh sebesar 10%. Peningkatan-peningkatan tersebut tentunya diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Hutang finansial berkurang sebesar 2%. Beban keuangan menyusut signifikan yaitu sebesar 77%.  Beban keuangan berpengaruh tidak terlalu besar terhadap laba bersih.

Pengeluaran kas untuk investasi melesat sebesar 438%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, pengeluaran tersebut setara dengan 7% berbanding 1%.

Kuartalan

Penjualan mengalami peningkatan sebesar 14%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 17% sehingga laba kotor meningkat sebesar 4%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, laba-rugi selisih kurs dan lain-lain meningkat sebesar 2%  sehingga laba usaha naik sebesar 4%. Beban keuangan berkurang sebesar 34% menyebabkan laba sebelum pajak tumbuh sebesar 7%.

Laba bersih kemudian naik sebesar 29%  dikarenakan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 23%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk  naik sebesar 69%.  Perusahaan mengalami keuntungan selisih kurs pada periode ini dan mengalami kerugian selisih kurs pada periode sebelumnya. Perusahaan juga mengalami kerugian lain-lain pada periode ini dan mendulang keuntungan lain-lain pada periode sebelumnya. Jika keuntungan dan kerugian tersebut disesuaikan, maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan tumbuh sebesar 111%.

Rasio GPM menyusut menjadi 15,26% dari 16,85%.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar