Kamis, 30 Oktober 2014

SIMP - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) Q3 2014


Tahunan (TTM)

Penjualan mengalami peningkatan sebesar 13%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 3% sehingga laba kotor meningkat sebesar 52%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, pendapatan-beban operasional lain meningkat sebesar 21%  sehingga laba usaha melesat sebesar 82%. Laba sebelum pajak tumbuh sebesar 160% dikarenakan kombinasi dari pendapatan-beban keuangan dan bagian atas laba-rugi entitas asosiasi yang bertambah sebesar 11%.

Laba bersih kemudian mengembang sebesar 197%  dikarenakan beban pajak penghasilan yang meningkat sebesar 97%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk kemudian naik sebesar 154% dikarenakan bagian laba untuk kepentingan non-pengendali yang berlipat sebesar 503%.

Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Jika kerugian-kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan melesat sebesar 138%.

Rasio GPM meningkat menjadi 27,65% dari 20,51%.

Saldo tanaman perkebunan menghasilkan meningkat sebesar 9%. Tanaman belum menghasilkan tumbuh sebesar 15%. Saldo aset tetap meningkat sebesar 15%. Peningkatan-peningkatan tersebut tentunya diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Hutang finansial bertambah sebesar 33%. Beban keuangan meningkat sebesar 55%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih.

Pengeluaran kas untuk investasi berkurang sebesar 7%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, pengeluaran tersebut setara dengan 15% berbanding 18%.

Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Penjualan mengalami penurunan sebesar 10%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 3% sehingga laba kotor terpangkas sebesar 27%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, pendapatan-beban operasional lain meningkat sebesar 14%  sehingga laba usaha melorot sebesar 48%. Laba sebelum pajak menyusut sebesar 67% dikarenakan kombinasi dari pendapatan-beban keuangan dan bagian atas laba-rugi entitas asosiasi yang berkurang sebesar 12%.

Laba bersih kemudian terperosok sebesar 68%  dikarenakan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 63%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk kemudian terjungkal sebesar 80% dikarenakan bagian laba untuk kepentingan non-pengendali yang hanya turun sebesar 4%.

Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Jika kerugian-kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan terpangkas sebesar 79%.

Rasio GPM berkurang menjadi 23,84% dari 29,58%.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar