Kamis, 30 Oktober 2014

SRIL - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014

Analisis Laporan Keuangan PT Sri Rezeki Isman Tbk (SRIL) Q3 2014


Tahunan (TTM)

Penjualan meningkat sebesar 23%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 21% sehingga laba kotor meningkat  sebesar 30%. Di sisi beban usaha dan pendapatan-beban lain, beban meningkat sebesar 1% sehingga laba usaha tumbuh sebesar 42%. Di sisi lain, kombinasi dari beban keuangan dan laba-rugi selisih kurs meningkat sebesar 113% sehingga laba sebelum pajak naik sebesar 6%.

Pada akhirnya laba bersih tumbuh sebesar 1%. Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs yang signifikan pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Perusahaan menikmati keuntungan lain-lain yang lumayan pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan naik sebesar 33%.

Rasio GPM mengembang menjadi 20,34% dari 19,13%.

Saldo aset tetap bertambah sebesar 63%. Penambahan ini diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Hutang finansial berlipat sebesar 111%. Beban keuangan meningkat sebesar 53%. Beban keuangan merupakan beban yang  berpengaruh signifikan terhadap laba bersih.

Kas bersih yang diterima dari aktivitas operasi mengalami minus yang cukup besar yang banyak disebabkan oleh naiknya nilai persediaan. Kekurangan kas untuk aktivitas operasi dan investasi ditutupi sebagian besar dari penerbitan surat hutang sehingga menyebabkan melambungnya hutang finansial.

Pengeluaran kas untuk investasi meningkat sebesar 18%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, pengeluaran tersebut setara dengan 38% berbanding 42%.

Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Penjualan meningkat sebesar 27%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 30% sehingga laba kotor meningkat  sebesar 14%. Di sisi beban usaha dan pendapatan-beban lain, beban meningkat sebesar 41% sehingga laba usaha tumbuh sebesar 5%. Di sisi lain, kombinasi dari beban keuangan dan laba-rugi selisih kurs menurun sebesar 59% sehingga laba sebelum pajak melambung sebesar 639%.

Pada akhirnya laba bersih tumbuh sebesar 237%. Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs yang jauh berkurang pada periode ini daripada periode sebelumnya. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan turun sebesar 2%.

Rasio GPM menyusut menjadi 18,60% dari 20,64%.

Penerimaan kas operasi bersih mengalami peningkatan yang tajam. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar