Rabu, 29 Oktober 2014

MDLN - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014


Analisis Laporan Keuangan PT Modernland Realty Tbk (MDLN) Q3 2014

Tahunan (TTM)

Pendapatan tumbuh sebesar 54%. Di sisi beban pokok, beban naik sebesar 155%  sehingga laba kotor meningkat sebesar 15%. Di sisi lain, beban usaha dan pendapatan-beban lain berkurang signifikan sehingga laba usaha melesat sebesar 179%. Kombinasi dari beban keuangan dan bagian laba (rugi) bersih entitas asosiasi yang meningkat sebesar 327% menyebabkan laba sebelum pajak menguat sebesar 167%.

Laba bersih kemudian tumbuh sebesar 178% dikarenakan beban pajak penghasilan yang bertambah sebesar 60%. Perusahaan menikmati pendapatan lain-lain (sebagian besar merupakan penyesuaian dari laba atas kepemilikan sebelumnya) yang signifikan pada periode ini. Jika pendapatan tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk justru akan menyusut sebesar 21%.

Rasio GPM menyusut menjadi 54,58% dari 72,65%.

Saldo persediaan lancar meningkat sebesar 110%. Peningkatan ini diharapkan dapat menopang pendapatan jangka pendek dan jangka panjang perusahaan.

Saldo tanah untuk pengembangan meningkat sebesar 154%. Saldo aset tetap meningkat sebesar 104%. Peningkatan-peningkatan tersebut diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Saldo uang muka pelanggan hanya bertambah tipis sebesar 4%. Jika dibandingkan dengan angka pendapatan, saldo tersebut hanya setara dengan 19% berbanding 28% pada periode sebelumnya.  Rendahnya saldo tersebut tentunya akan menyulitkan dalam memprediksi pendapatan ke depannya.

Kas masuk dari pelanggan bertambah sebesar 70%.  Jika dibandingkan dengan jumlah pendapatan, angka tersebut setara dengan 77% berbanding 70%  pada periode sebelumnya.

Hutang finansial melesat sebesar 206%. Beban keuangan menggelembung sebesar 193%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih perusahaan.

Kuartalan

Pendapatan turun sebesar 54%. Di sisi beban pokok, beban turun sebesar 73%  sehingga laba kotor menyusut sebesar 33%. Di sisi lain, beban usaha dan beban lain berkurang sebesar 2% sehingga laba usaha terpuruk sebesar 54%. Kombinasi dari beban keuangan dan bagian laba (rugi) bersih entitas asosiasi yang berkurang sebesar 20% menyebabkan laba sebelum pajak terpangkas sebesar 74%.

Laba bersih kemudian terperosok sebesar 82% dikarenakan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 55%. Perusahaan menderita kerugian lain-lain yang signifikan pada periode ini dan pada periode sebelumnya. Jika kerugian-kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan terpangkas sebesar 54%.

Rasio GPM meningkat pesat menjadi 68,53% dari 46,48%. Peningkatan yang sangat baik tentunya. Namun sayangnya, jumlah pendapatan terlalu kecil sehingga pada akhirnya hanya menghasilkan laba bersih yang rendah. Di sisi lain, laba juga banyak terkuras oleh beban keuangan yang sangat besar.

Kas masuk dari pelanggan bertambah sebesar 27%.  Jika dibandingkan dengan jumlah pendapatan, angka tersebut setara dengan 152% berbanding 55%  pada periode sebelumnya.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar