Kamis, 30 Oktober 2014

LSIP - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014



Analisis Laporan Keuangan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) Q3 2014


Tahunan (TTM)

Penjualan mengalami peningkatan sebesar 28%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 10% sehingga laba kotor meningkat sebesar 73%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, pendapatan-beban operasional lain meningkat sebesar 74%  sehingga laba usaha melesat sebesar 74%. Laba sebelum pajak tumbuh sebesar 70% dikarenakan kombinasi dari pendapatan-beban keuangan dan bagian atas laba-rugi entitas asosiasi yang melesat sebesar 221%.

Laba bersih kemudian mengembang sebesar 69%  dikarenakan beban pajak penghasilan yang meningkat sebesar 75%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk kemudian naik sebesar 68%.

Perusahaan menikmati keuntungan selisih kurs pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Jika keuntungan-keuntungan tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan melesat sebesar 109%.

Rasio GPM meningkat menjadi 37,39% dari 27,59%.

Saldo tanaman perkebunan menghasilkan meningkat sebesar 5%. Tanaman belum menghasilkan tumbuh sebesar 26%. Saldo aset tetap meningkat sebesar 18%. Peningkatan-peningkatan tersebut tentunya diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Perusahaan tidak mempunuai hutang finansial. Secara neto perusahaan mencatat pendapatan keuangan.

Pengeluaran kas untuk investasi berkurang sebesar 13%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, pengeluaran tersebut setara dengan 18% berbanding 23%.

Kuartalan (Q3 2014 vs Q2 2014)

Penjualan mengalami peningkatan sebesar 5%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 8% sehingga laba kotor meningkat tipis sebesar 1%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, pendapatan-beban operasional lain meningkat sebesar 47%  sehingga laba usaha tergerus sebesar 9%. Laba sebelum pajak turun sebesar 10% dikarenakan kombinasi dari pendapatan-beban keuangan dan bagian atas laba-rugi entitas asosiasi yang meningkat sebesar 75%.

Laba bersih kemudian terkikis sebesar 8%  dikarenakan beban pajak penghasilan yang menyusut sebesar 18%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk kemudian turun juga sebesar 8%.

Perusahaan menikmati keuntungan selisih kurs pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Jika keuntungan-keuntungan tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan menyusut tipis sebesar 1%.

Rasio GPM berkurang menjadi 35,45% dari 36,90%.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar