Rabu, 29 Oktober 2014

PWON - Analisis Laporan Keuangan Q3 2014


Analisis Laporan Keuangan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) Q3 2014

Tahunan (TTM)

Pendapatan tumbuh sebesar 20%. Di sisi beban pokok, beban naik sebesar 15%  sehingga laba kotor meningkat sebesar 23%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, beban keuangan, laba-rugi selisih kurs dan pendapatan-beban lain berkurang sebesar 40% sehingga laba sebelum pajak meningkat sebesar 43%.

Laba bersih kemudian tumbuh sebesar 48% dikarenakan beban pajak penghasilan yang bertambah sebesar 19%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada akhirnya melaju sebesar 46%.

Perusahaan menelan kerugian selisih kurs pada periode ini dan pada periode sebelumnya. Perusahaan mendulang pendapatan lain-lain berupa keuntungan dari pembelian dengan diskon pada periode ini. Jika kerugian dan pendapatan lain-lain tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan meningkat sebesar 28%.

Rasio GPM meningkat menjadi 59,39% dari 57,71%.

Saldo persediaan lancar meningkat sebesar 38%. Peningkatan ini diharapkan dapat menopang pendapatan jangka pendek dan jangka panjang perusahaan.

Saldo persediaan tidak lancar melesat sebesar 178%. Saldo aset tetap berkurang sebesar 9%. Saldo properti investasi tumbuh sebesar 8%.

Saldo uang muka pelanggan hanya menyusut tipis sebesar 2%. Jika dibandingkan dengan angka pendapatan, saldo tersebut setara dengan 46% berbanding 56% pada periode sebelumnya.  

Kas masuk dari pelanggan bertambah sebesar 2%.  Jika dibandingkan dengan jumlah pendapatan, angka tersebut setara dengan 102% berbanding 120%  pada periode sebelumnya.

Hutang finansial melesat sebesar 88%. Beban keuangan masih mencatat penurunan sebesar 45%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh tidak besar terhadap laba bersih perusahaan.

Kuartalan

Pendapatan turun sebesar 21%. Di sisi beban pokok, beban tidak banyak berubah  sehingga laba kotor terpangkas sebesar 32%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, beban keuangan, laba-rugi selisih kurs dan pendapatan-beban lain menghasilkan pendapatan daripada beban pada periode sebelumnya sehingga laba sebelum pajak menyusut sebesar 19%.

Laba bersih kemudian turun sebesar 20% dikarenakan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 14%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada akhirnya terpangkas sebesar 21%.

Perusahaan menelan kerugian selisih kurs pada periode ini dan pada periode sebelumnya. Perusahaan mendulang pendapatan lain-lain berupa keuntungan dari pembelian dengan diskon pada periode ini. Jika kerugian dan pendapatan lain-lain tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih, maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan terjerembab sebesar 42%.

Kas masuk dari pelanggan bertambah sebesar 1%.  Jika dibandingkan dengan jumlah pendapatan, angka tersebut setara dengan 105% berbanding 82%  pada periode sebelumnya.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar