Analisis Laporan Keuangan PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) Q2
2014
Tahunan
Perusahaan mencetak
kenaikan pendapatan
sebesar 13%. Di sisi beban pokok, beban bertambah juga sebesar 13% sehingga laba kotor meningkat sebesar 13%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, laba-rugi selisih kurs dan
pendapatan-beban lain meningkat sebesar 40% sehingga laba usaha stagnan. Beban keuangan yang
meningkat sebesar 3% menyebabkan laba sebelum pajak menyusut sebesar 3%. Pada
akhirnya laba bersih tumbuh sebesar 22% karena pajak penghasilan yang berkurang
sebesar 71%. Kemudian laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas induk tumbuh juga sebesar 22%.
Rasio
GPM mengembang tipis menjadi
33,04% dari 32,87%.
Saldo
aset tetap bertambah
sebesar 12%. Besarnya aset tetap ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan pendapatan
jangka panjang perusahaan.
Perusahaan
mempunyai hutang finansial yang meningkat sebesar 27%. Beban keuangan bertambah
sebesar 3%. Beban keuangan merupakan beban yang
berpengaruh signifikan terhadap laba bersih.
Pengeluaran
kas untuk investasi mengalami penyusutan sebesar 67%. Jika dibandingkan dengan
jumlah aset tidak lancar, pengeluaran tersebut setara dengan 1% berbanding 2%
pada periode sebelumnya.
Kas
neto yang diterima dari aktivitas operasi masih mencapai angka minus. Untuk
menutupi kekurangan kas yang besar, perusahaan meminjam dari pihak lain sehingga
hutang finansial meningkat. Kas operasi yang baik tentunya harus memiliki angka
positif yang normalnya harus lebih besar daripada laba bersih karena arus kas
tidak termasuk beban-beban nonkas seperti penyusutan dan amortisasi.
Kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba jika dibandingkan dengan jumlah dana
pemegang saham adalah cukup rendah karena rasio ROE hanya sebesar 9% berbanding
8% pada periode sebelumnya.
Kuartalan
Perusahaan mencetak
penurunan pendapatan
sebesar 2%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 6% sehingga laba kotor meleleh sebesar 18%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, laba-rugi selisih kurs dan
pendapatan-beban lain berkurang sebesar 2% sehingga laba usaha terpangkas sebesar 29%. Beban
keuangan yang meningkat sebesar 8% menyebabkan laba sebelum pajak menyusut
sebesar 71%. Pada akhirnya laba bersih turun sebesar 71% karena pajak
penghasilan yang berkurang sebesar 70%. Kemudian laba bersih yang dapat
diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga menyusut sebesar 71%.
Rasio
GPM menyusut menjadi 28,73% dari 34,43%. Diharapkan pada periode selanjutnya rasio ini
dapat meningkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar