Analisis Laporan Keuangan PT Mustika Ratu Tbk (MRAT) Q2
2014
Tahunan
Perusahaan mencetak
kemerosotan penjualan
sebesar 21%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 21% juga sehingga laba kotor meleleh sebesar 22%. Di sisi beban usaha, laba-rugi selisih kurs dan pendapatan-beban lain,
beban meningkat sebesar 1% sehingga menimbulkan rugi usaha berbanding laba
usaha pada periode sebelumnya. Di sisi lain, timbul sedikit beban keuangan daripada pendapatan
keuangan pada periode sebelumnya sehingga perusahaan mengalami rugi sebelum
pajak berbanding laba sebelum pajak pada periode sebelumnya. Pada akhirnya perusahaan
mengalami rugi bersih berbanding laba bersih Perusahaan mendulang keuntungan
selisih kurs yang signifikan pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya.
Jika disesuaikan, rugi bersih akan semakin besar berbanding laba bersih pada
periode sebelumnya.
Rasio
GPM menyusut tipis menjadi 55,94% dari 56,28%.
Saldo
aset tetap bertambah
sebesar 1%. Penambahan ini diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang
perusahaan.
Hutang
finansial meningkat sebesar 55%. Perusahaan mempunyai beban keuangan yang
relatif rendah.
Pengeluaran
kas untuk investasi menyusut sebesar 16%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset
tidak lancar, pengeluaran tersebut setara dengan 8% berbanding 12% pada periode
sebelumnya.
Kuartalan
Perusahaan mencetak
kenaikan penjualan
sebesar 6%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 6% juga sehingga laba kotor meningkat sebesar 7%. Di sisi beban usaha, laba-rugi selisih kurs dan pendapatan-beban lain,
beban meningkat sebesar 1% sehingga laba usaha tumbuh sebesar 365%. Di
sisi lain, timbul
sedikit beban keuangan
sehingga laba sebelum pajak
meningkat sebesar 296%. Pada akhirnya laba bersih naik sebesar 95% karena
timbulnya beban pajak penghasilan berbanding manfaat pajak penghasilan pada
periode sebelumnya. Perusahaan mengalami kerugian selisih
kurs yang signifikan pada periode ini dan mendulang keuntungan selisih kurs
yang signifikan pada periode sebelumnya. Perusahaan mendulang keuntungan
selisih kurs yang signifikan pada periode ini dan mengalami kerugian selisih
kurs yang signifikan pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan, laba bersih
yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan tergerus sebesar 26%.
Rasio
GPM meningkat sedikit menjadi
56,38% dari 56,26%. Sayangnya perusahaan tidak mampu meraih
penjualan yang cukup untuk menghasilkan laba bersih yang besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar