Analisis Laporan Keuangan PT Danayasa Arthatama Tbk (SCBD) Q2 2014
Tahunan
Perusahaan
memperoleh pendapatan yang sangat besar pada Q3 2013 yang mengambil porsi sebesar
75% dari seluruh pendapatan tahunan. Angka tersebut sangat mempengaruhi kinerja
perusahaan secara tahunan, baik pendapatan maupun laba bersihnya. Padahal,
penjualan besar tersebut tidak terulang lagi pada tiga kuartal selanjutnya.
Saldo
persediaan tidak lancar yang sebagian besar merupakan tanah yang sedang dikembangkan
meningkat sebesar 15%. Peningkatan ini tentunya diharapkan dapat menyumbang
pada peningkatan pendapatan jangka panjang.
Saldo
properti investasi dan aset tetap masing-masing turun sebesar 2% dan 6%.
Hutang
finansial perusahaan menurun sebesar 47%. Perusahaan secara neto telah
menikmati pendapatan keuangan.
Perusahaan
menikmati keuntungan selisih kurs yang besar pada periode ini berbanding
kerugian selisih kurs pada periode sebelumnya. Keuntungan tersebut sebagian
besar berasal dari piutang usaha yang berdenominasi USD.
.
Kuartalan
Pendapatan
turun sebesar 5%.
Di sisi beban pokok, beban
berkurang sebesar 3% sehingga laba kotor terkikis
sebesar 6%. Di sisi
lain, beban usaha menyusut sebesar 5%
sehingga laba usaha tergerus sebesar
7%. Kombinasi dari pendapatan sewa dan pengelolaan
kawasan, pendapatan-beban keuangan, laba rugi selisih kurs dan lainnya yang menghasilkan
pendapatan secara neto berbanding beban pada periode sebelumnya menimbulkan laba
sebelum pajak daripada rugi sebelum pajak pada periode sebelumnya. Perusahaan
kemudian mencatat laba bersih berbanding rugi bersih pada periode sebelumnya. Perusahaan
menikmati keuntungan selisih kurs yang signifikan pada periode ini berbanding
kerugian selisih kurs yang signifikan pada periode sebelumnya. Jika keuntungan
dan kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih (tanpa
memperhatikan faktor pajak penghasilan dan kepentingan minoritas), maka laba
bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan melesat
sebesar 1.731%.
Laba
perusahaan tampaknya banyak terserap kepada kepentingan minoritas. Pada kuartal
sebelumnya, biarpun perusahaan mengalami rugi bersih, namun karena bagian untuk
kepentingan minoritas tetap ada labanya dan besar sehingga rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk semakin besar.
Rasio GPM menyusut tipis menjadi 73,67% dari 74,28%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar