Analisis Laporan Keuangan PT Indosat Tbk (ISAT) Q2 2014
Perusahaan
secara tahunan sampai dengan Q2 2014 memperoleh pendapatan yang tidak banyak mengalami
perubahan. Di sisi
beban usaha, beban meningkat
sebesar 6% sehingga
laba usaha terpangkas
sebesar 43%. Di sisi lain, kombinasi
dari beban keuangan, laba-rugi selisih kurs dan rugi perubahan nilai wajar
derivatif meningkat sebesar 70% sehingga perusahaan
mengalami rugi sebelum pajak berbanding laba sebelum pajak pada periode
sebelumnya. Pada akhirnya perusahaan mengalami rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk berbanding
laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada periode
sebelumnya. Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs yang signifikan pada
periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Perusahaan mendulang laba dari
perubahan nilai wajar derivatif yang signifikan pada periode ini dan pada
periode sebelumnya. Jika disesuaikan, maka perusahaan akan mengalami rugi
bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk berbanding rugi
bersih tipis yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada periode
sebelumnya.
Secara
kuartalan perusahaan mencetak
pertumbuhan pendapatan yang tipis
yaitu sebesar 1%. Di
sisi beban usaha, beban meningkat
sebesar 14% sehingga
laba usaha terpangkas
sebesar 61%. Di sisi lain, kombinasi
dari beban keuangan, laba-rugi selisih kurs dan rugi perubahan nilai wajar
derivatif yang meningkat signifikan menyebabkan perusahaan
mengalami rugi sebelum pajak berbanding laba sebelum pajak pada periode
sebelumnya. Pada akhirnya perusahaan mengalami rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk berbanding
laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada periode
sebelumnya. Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs yang signifikan pada
periode ini dan memperoleh keuntungan selisih kurs yang signifikan pada periode
sebelumnya. Perusahaan mendulang laba dari perubahan nilai wajar derivatif yang
signfikan pada periode ini dan pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan, maka
perusahaan akan mengalami rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas induk berbanding laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas induk pada periode sebelumnya.
Secara tahunan rasio OPM terpangkas menjadi 7,09% dari 12,45%.
Secara kuartalan rasio turun
menjadi 6,53% dari 17,10%.
Saldo
aset tetap secara tahunan berkurang
tipis sebesar 1%.
Secara tahunan saldo hutang finansial bertambah sebesar 9%. Beban keuangan meningkat
sebesar 11%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap
laba bersih perusahaan.
Pengeluaran kas untuk investasi secara tahunan meningkat sebesar 18%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak
lancar, pengeluaran tersebut setara dengan 12% berbanding 10%.
Kas
bersih dari aktivitas operasi masih sangat besar sehingga perusahaan masih
cukup mampu untuk mendanai pengeluaran untuk investasinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar