Analisis Laporan Keuangan PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)
Q2 2014
Perusahaan
secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak pertumbuhan penjualan sebesar 15%. Di sisi beban pokok, beban meningkat sebesar 15%
sehingga laba kotor naik sebesar 12%. Di sisi lain,
beban usaha bertambah
sebesar 16% sehingga
laba usaha meningkat sebesar 3%.
Kombinasi dari beban keuangan, laba-rugi selisih kurs dan beban lain yang turun sebesar 49% menyebabkan laba sebelum
pajak bertambah sebesar 79%.
Pada akhirnya laba bersih naik sebesar 47% dikarenakan beban pajak penghasilan yang meningkat
sebesar 220%. Perusahaan mendulang keuntungan selisih kurs yang signifikan pada
periode ini dan terbebani rugi selisih kurs yang signifikan pada periode
sebelumnya. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk akan terpangkas sebesar 79%.
Secara
kuartalan perusahaan mencetak
penurunan penjualan
sebesar 20%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 23% sehingga laba kotor turun sebesar 7%. Di sisi lain, beban usaha bertambah
sebesar 15% sehingga
laba usaha terpangkas sebesar 41%.
Kombinasi dari beban keuangan, laba-rugi selisih kurs dan beban lain yang turun sebesar 24% menyebabkan laba sebelum
pajak terbenam sebesar 53%.
Pada akhirnya laba bersih turun sebesar 61% dikarenakan beban pajak penghasilan yang berkurang
sebesar 28%. Perusahaan mendulang keuntungan selisih kurs pada periode ini dan periode
sebelumnya. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk akan terpangkas sebesar 59%.
Secara tahunan rasio GPM berkurang menjadi 19,79% dari 20,19%. Secara kuartalan rasio meningkat menjadi 23,01% dari 19,74%.
Saldo
aset tetap secara tahunan
meningkat sebesar 26%.
Peningkatan ini diharapkan dapat menyumbang pada peningkatan pendapatan jangka
panjang.
Secara tahunan saldo hutang finansial bertambah sebesar 37%. Beban keuangan meningkat
sebesar 37%. Beban keuangan merupakan beban berpengaruh signifikan terhadap
laba bersih perusahaan.
Pengeluaran
kas untuk investasi secara tahunan meningkat sebesar 76%. Jika dibandingkan
dengan jumlah aset tidak lancar, pengeluaran tersebut setara dengan 8%
berbanding 6% pada periode sebelumnya.
Kas
bersih operasi yang diterima selama dua tahun mengalami angka negatif. Perusahaan tampaknya perlu meningkatan
manajemen piutang dagang dan persediaan yang lebih baik untuk meningkatkan arus
kas masuk yang tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar