Analisis Laporan Keuangan PT Jakarta Setiabudi Internasional
Tbk (JSPT) Q2 2014
Tahunan
Perusahaan mencetak
penurunan tipis pendapatan
sebesar 1%. Di sisi beban pokok, beban turun sebesar 2% sehingga laba kotor terkikis sebesar 1%. Di sisi lain, beban usaha bertambah sebesar 3% sehingga laba usaha turun sebesar 7%. Laba sebelum pajak terkikis sebesar 3%. Laba bersih
kemudian turun sebesar 15% dikarenakan
beban pajak penghasilan yang meningkat sebesar 61%. Pada akhirnya laba
bersih yang dapat
diatribusikan kepada pemilik entitas induk terpangkas sebesar 9%. Perusahaan menelan
kerugian selisih kurs yang signifikan pada periode ini dan juga pada periode
sebelumnya. Jika disesuaikan, maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk akan naik sebesar 6%.
Rasio
GPM mengembang tipis menjadi
64,19% dari 64,12%.
Saldo
aset real estat lancar menyusut sebesar
16% dan yang tidak lancar menyusut sebesar 19%.
Saldo
properti investasi menurun sebesar 1%. Sedangkan aset tetap meningkat sebesar
10%.
Saldo
jaminan dan uang muka diterima berkurang
sebesar 21%.
Kas
masuk dari pelanggan menyusut sebesar 14%.
Jika dibandingkan dengan angka pendapatan, angka tersebut setara dengan
102% berbanding 117% pada periode
sebelumnya. Tampaknya perusahaan harus bekerja lebih keras untuk memasarkan
produk-produk propertinya.
Hutang
finansial perusahaan meningkat sebesar 10%. Perusahaan secara neto memperoleh
pendapatan keuangan.
Kuartalan
Perusahaan mencetak
penurunan pendapatan sebesar 6%. Di sisi
beban pokok, beban turun
sebesar 1% sehingga laba kotor terkikis sebesar 9%. Di sisi lain, beban usaha berkurang sebesar 4% sehingga laba usaha turun sebesar 17%. Laba sebelum pajak terpangkas sebesar 33%
karena munculnya beban keuangan. Laba bersih kemudian turun sebesar 37% dikarenakan beban pajak penghasilan yang meningkat
sebesar 13%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk terpangkas sebesar 12%. Perusahaan menelan
kerugian selisih kurs yang signifikan pada periode ini dan mendulang keuntungan
selisih kurs pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan, maka laba bersih yang
dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan naik sebesar 10%.
Rasio
GPM menyusut menjadi 63,32% dari 65,45%.
Kas
masuk dari pelanggan melemah tipis sebesar 1%. Jika dibandingkan dengan angka
pendapatan, angka tersebut setara dengan 118% berbanding 112% pada periode
sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar