Analisis Laporan Keuangan PT Sierad Produce Tbk (SIPD) Q2
2014
Tahunan
Perusahaan mencetak
penurunan penjualan
sebesar 32%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 35% sehingga laba kotor berkurang sebesar 13%. Di sisi lain, beban usaha terpangkas sebesar 19% sehingga laba usaha tumbuh sebesar 7%. Kombinasi dari beban
keuangan, laba-rugi selisih kurs, laba penjualan aset tetap dan lain-lain yang
menyusut sebesar 9% menimbulkan laba sebelum pajak berbanding rugi sebelum
pajak pada periode sebelumnya. Pada akhirnya perusahaan menghasilkan laba bersih
berbanding rugi bersih tipis pada periode sebelumnya. Kemudian laba bersih yang
dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun sebesar 86% dikarenakan
bagian laba untuk kepentingan non-pengendali yang meningkat drastis. Perusahaan mendulang laba penjualan aset tetap
yang signifikan pada periode ini. Jika disesuaikan (tanpa memperhitungkan
bagian kepentingan non-pengendali), perusahaan akan mengalami rugi bersih yang
dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk berbanding laba bersih pada
periode sebelumnya.
Rasio
GPM mengembang menjadi 18,03% dari 14,09%. Kenaikan ini sebenarnya sangat bagus. Namun
sayangnya nilai penjuaan menurun dan begitu juga dengan beban keuangan yang
meningkat sehingga kenaikan tersebut belum dapat membantu untuk menghasilkan
laba bersih.
Saldo
aset tetap berkurang
sebesar 28%. Perusahaan melakukan divestasi aset tetap yang besar pada periode
ini.
Perusahaan
mempunyai hutang finansial yang meningkat tipis sebesar 1%. Beban keuangan
bertambah sebesar 17%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh signifikan terhadap laba bersih.
Kuartalan
Perusahaan mencetak
penurunan penjualan
sebesar 5%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 10% sehingga laba kotor meningkat sebesar 17%. Di sisi lain, beban usaha bertambah sebesar 19% sehingga laba usaha meningkat sebesar 13%. Kombinasi
dari beban keuangan, laba penjualan aset tetap, laba-rugi selisih kurs dan
lain-lain yang turun sebesar 14%t menyebabkan laba sebelum pajak naik sebesar
291%. Pada akhirnya laba bersih turun sebesar 15% karena pajak penghasilan yang
meningkat sebesar 553%. Kemudian laba bersih yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk meningkat sebesar 63%. Sayangnya ini adalah angka yang
tidak berarti karena tipisnya laba bersih. Perusahaan mendulang laba penjualan
aset tetap yang signifikan pada periode ini. Jika disesuaikan (tanpa
memperhitungkan bagian kepentingan non-pengendali), perusahaan akan mengalami
rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk berbanding
laba bersih pada periode sebelumnya.
Rasio
GPM meningkat menjadi 22,07% dari 17,84%. Rasio ini sebenarnya sangat tinggi jika
dibandingkan dengan CPIN yang sebesar 16,96%, JPFA yang 16,63% dan MAIN sebesar
13,57%. Sayangnya perusahaan mempunyai beban keuangan yang tinggi yang
menyebabkan tingginya rasio GPM tersebut tidak begitu berarti.
Asset
turnover perusahaan (penjualan dibandingkan dengan jumlah aset) sangat rendah.
Secara kuartalan, angka (disetahunkan) tersebut setara dengan 86% berbanding
CPIN sebesar 169% dan JPFA sebesar 161%, MAIN sebesar 164%. Rendahnya rasio tersebut menunjukkan tingkat efisiensi yang kurang dari perusahaan. Rendahnya rasio tersebut juga menunjukkan adanya sejumlah aset yang tidak produktif atau belum produktif.
Turunnya
angka penjualan baik secara tahunan maupun kuartalan juga menjadi tanda tanya
berhubung pesaingnya mencatat angka-angka yang masih tumbuh dengan sangat baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar