Analisis Laporan Keuangan PT Nusantara Infrastructure Tbk (META)
Q2 2014
Tahunan
Perusahaan mencetak
peningkatan pendapatan yang
signifikan sebesar 88%.
Peningkatan ini sebagian besar
disumbangkan dari peningkatan pendapatan jasa tol ruas Pondok Ranji-Pondok Aren
dan pendapatan sewa menara telekomunikasi. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 141% sehingga laba kotor meningkat sebesar 58%. Di sisi lain, beban usaha meningkat sebesar 58% sehingga laba
usaha tumbuh sebesar 59%. Kombinasi dari beban keuangan, kenaikan nilai wajar
properti investasi dan lain-lain yang menghasikan pendapatan secara
neto berbanding beban neto pada periode sebelumnya menyebabkan laba sebelum
pajak melesat sebesar 216%. Pada akhirnya laba bersih mengembang sebesar 161%
karena pajak penghasilan yang bertambah sebesar 634%. Laba bersih yang dapat
diatribusikan kepada pemilik entitas induk kemudian meningkat sebesar 101%. Jika
disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
akan naik sebesar 102%.
Laba
perusahaan banyak disumbang dari kenaikan nilai wajar properti investasi yang
pada periode sebelumnya belum ada.
Rasio
GPM menyusut menjadi 54,40% dari 64,52%. Penurunan ini tampaknya banyak disumbangkan
oleh turunnya pendapatan dari dua ruas tol di Makassar.
Perusahaan
mulai mencatat adanya properti investasi berupa menara telekomunikasi yang pada
periode sebelumnya belum ada.
Saldo
aset tetap bertambah
sebesar 120%. Peningkatan ini tentunya diharapkan dapat menopang pendapatan
jangka panjang perusahaan.
Saldo
aset tidak berwujud berupa hak pengelolaan jalan tol mengalami penyusutan
sebesar 2%.
Perusahaan
mempunyai hutang finansial yang bertambah sebesar 83%. Namun beban keuangan menurun
sebesar 38%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh signifikan terhadap laba bersih.
Kuartalan
Perusahaan mencetak
peningkatan pendapatan
sebesar 38%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 7% sehingga laba kotor meningkat sebesar 54%. Di sisi lain, beban usaha meningkat sebesar 10% sehingga laba
usaha melesat sebesar 106%. Kombinasi dari beban keuangan, kenaikan nilai wajar
properti investasi dan lain-lain yang menghasikan pendapatan secara
neto berbanding beban neto pada periode sebelumnya menyebabkan laba sebelum
pajak melesat sebesar 159%. Pada akhirnya laba bersih mengembang sebesar 120%
karena pajak penghasilan yang bertambah sebesar 440%. Laba bersih yang dapat
diatribusikan kepada pemilik entitas induk kemudian meningkat sebesar 119%. Jika
disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
akan naik sebesar 106%.
Laba
perusahaan banyak disumbang dari kenaikan nilai wajar properti investasi yang
pada periode sebelumnya belum ada.
Rasio
GPM meningkat menjadi 73,86% dari 66,22%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar