Analisis Laporan Keuangan PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) Q2
2014
Tahunan
Perusahaan mencetak
kenaikan pendapatan
sebesar 6%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 19% sehingga laba kotor meningkat sebesar
3%. Di sisi beban usaha, beban meningkat sebesar
30% sehingga laba usaha terkikis sebesar 2%. Di sisi lain, kombinasi dari kenaikan nilai wajar
properti investasi, beban keuangan, laba-rugi selisih kurs dan pendapatan-beban
lain meningkat sebesar 399%
sehingga laba sebelum
pajak melesat sebesar 102%. Pada akhirnya perusahaan mendulang laba bersih yang
meningkat sebesar 113% dikarenakan beban pajak penghasilan yang berkurang
sebesar 23%. Jika disesuaikan, laba bersih akan meningkat sebesar 113% juga.
Peningkatan
laba bersih sebagian besar disumbangkan oleh pendapatan dari kenaikan nilai
wajar properti investasi yang meningkat sebesar 307%.
Rasio
GPM menyusut menjadi 78,84%
dari 81,18%.
Saldo
properti investasi meningkat sebesar 49%. Sedangkan saldo aset tetap meningkat
sebesar 10%. Peningkatan-peningkatan tersebut diharapkan dapat menopang
pendapatan jangka panjang perusahaan.
Hutang
finansial mengalami penurunan sebesar 10%. Beban keuangan bertambah sebesar 63%.
Beban keuangan tidak begitu berpengaruh terhadap laba bersih.
Pengeluaran
kas untuk investasi menurun sebesar 64%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset
tidak lancar, pengeluaran tersebut setara dengan 2% berbanding 7% pada periode
sebelumnya.
Kuartalan
Perusahaan mencetak
kenaikan pendapatan
sebesar 2%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 19% sehingga laba kotor terkikis sebesar
3%. Di sisi beban usaha, beban menurun sebesar 18%
sehingga laba usaha mengembang tipis sebesar 1%. Di sisi lain, kombinasi dari beban keuangan,
laba-rugi selisih kurs dan pendapatan-beban lain menurun sebesar 51% sehingga laba sebelum pajak meningkat
sebesar 8%. Pada akhirnya perusahaan mendulang laba bersih yang meningkat
sebesar 10% dikarenakan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 6%. Jika
disesuaikan, laba bersih akan meningkat sebesar 10% juga.
Pada
periode ini dan juga pada periode sebelumnya perusahaan belum membukuan
pendapatan dari kenaikan nilai wajar properti investasi.
Rasio
GPM menyusut menjadi 77,61%
dari 80,93%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar