Analisis Laporan Keuangan PT Smart Tbk (SMAR) Q2 2014
Tahunan
Perusahaan mencetak
kenaikan penjualan
sebesar 20%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 28% sehingga laba kotor terkikis sebesar 9%. Di sisi lain, beban usaha meningkat sebesar 3% sehingga laba usaha turun sebesar 19%. Kombinasi dari beban
keuangan, laba-rugi selisih kurs, dan pendapatan-beban lain yang meningkat
sebesar 235% menyebabkan laba sebelum pajak terperosok sebesar 40%. Pada
akhirnya laba bersih merosot sebesar 42% karena pajak penghasilan yang berkurang
sebesar 33%. Kemudian laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas induk juga merosot sebesar 42%. Perusahaan mengalami kerugian selisih
kurs yang signifikan pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Jika
disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
akan turun sebesar 32%.
Rasio
GPM menyusut menjadi 15,57% dari 20,50%.
Saldo
aset tetap bertambah
sebesar 26% dan tanaman perkebunan menghasilkan berkurang sebesar 2%.
Pertambahan aset tetap tersebut diharapkan dapat menopang pendapatan jangka
panjang perusahaan.
Hutang
finansial meningkat sebesar 181%. Beban keuangan bertambah sebesar 41%. Beban
keuangan merupakan beban yang
berpengaruh signifikan terhadap laba bersih.
Pengeluaran
kas untuk investasi menyusut sebesar 4%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset
tidak lancar, pengeluaran tersebut setara dengan 26% berbanding 12% pada
periode sebelumnya.
Kuartalan
Perusahaan mencetak
penurunan penjualan
sebesar 8%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 5% sehingga laba kotor tergerus sebesar 23%. Di sisi lain, beban usaha meningkat sebesar 22% sehingga laba usaha terperosok sebesar 55%. Kombinasi
dari beban keuangan, laba-rugi selisih kurs, dan pendapatan-beban lain yang
menghasilan beban secara neto berbanding pendapatan secara neto pada periode
sebelumnya menyebabkan laba sebelum pajak terbenam sebesar 93%. Pada akhirnya
laba bersih terpelanting sebesar 92% karena pajak penghasilan yang berkurang
sebesar 95%. Kemudian laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas induk juga terpelanting sebesar 92%. Perusahaan mengalami kerugian
selisih kurs yang signifikan pada periode ini dan mendulang keuntungan selisih
kurs yang signifikan pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan, laba bersih
yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan terpangkas sebesar
44%.
Rasio
GPM menyusut lagi menjadi menjadi
12,82% dari 15,28%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar