Kamis, 11 September 2014

ADMG - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014


Analisis Laporan Keuangan PT Polychem Indonesia Tbk (ADMG) Q2 2014

Tahunan

Perusahaan mencetak penurunan penjualan sebesar 3%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 1% sehingga perusahaan mengalami rugi kotor berbanding laba kotor pada periode sebelumnya. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, beban keuangan, laba-rugi selisih kurs dan pendapatan-beban lain menurun sebesar 80% sehingga perusahaan mengalami rugi sebelum pajak berbanding laba sebelum pajak pada periode sebelumnya. Kemudian rugi bersih bertambah besar dikarenakan beban pajak penghasilan yang bertambah sebesar 230%. Pada akhirnya perusahaan mengalami rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk berbanding laba bersih pada periode sebelumnya. Perusahaan mendulang keuntungan selisih kurs yang signifikan pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan, rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan semakin besar berbanding laba bersih pada periode sebelumnya.

Rasio GPM mencapai angka minus menjadi -0,07% dari 3,38%.  Tentunya ini adalah penurunan yang cukup parah.

Saldo aset tetap berkurang sebesar 4%.

Saldo hutang finansial berkurang sebesar 18%. Beban keuangan menyusut sebesar 19%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih perusahaan.

Pengeluaran kas untuk investasi berkurang sebesar 43%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, pengeluaran tersebut setara dengan 4% berbanding 3% pada periode sebelumnya.

Kuartalan

Perusahaan mencetak penurunan penjualan sebesar 11%. Di sisi beban pokok, beban berkurang  sebesar 12% sehingga rugi kotor terpangkas  sebesar 38%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, beban keuangan, laba-rugi kurs dan beban lain berkurang signifikan sehingga perusahaan mengalami rugi sebelum pajak yang menurun sebesar 73%. Manfaat pajak yang didulang pada periode ini berbanding beban pajak pada periode sebelumnya menyebabkan rugi bersih berkurang sebesar 91%. Perusahaan merengkuh keuntungan selisih kurs yang signifikan pada periode ini dan mengalami kerugian selisih kurs yang signifikan pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan, perusahaan akan mengalami rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas dengan penurunan sebesar 54%.


Rasio GPM meningkat menjadi -2,53% dari -3,65%.
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar