Jumat, 19 September 2014

SMAR - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014




Analisis Laporan Keuangan PT Smart Tbk (SMAR) Q2 2014

Tahunan

Perusahaan mencetak kenaikan penjualan sebesar 20%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 28% sehingga laba kotor terkikis  sebesar 9%. Di sisi lain, beban usaha meningkat sebesar 3% sehingga laba usaha turun sebesar 19%. Kombinasi dari beban keuangan, laba-rugi selisih kurs, dan pendapatan-beban lain yang meningkat sebesar 235% menyebabkan laba sebelum pajak terperosok sebesar 40%. Pada akhirnya laba bersih merosot sebesar 42% karena pajak penghasilan yang berkurang sebesar 33%. Kemudian laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga merosot sebesar 42%. Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs yang signifikan pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan turun sebesar 32%.  

Rasio GPM menyusut  menjadi 15,57% dari 20,50%.

Saldo aset tetap bertambah sebesar 26% dan tanaman perkebunan menghasilkan berkurang sebesar 2%. Pertambahan aset tetap tersebut diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Hutang finansial meningkat sebesar 181%. Beban keuangan bertambah sebesar 41%. Beban keuangan merupakan beban yang  berpengaruh signifikan terhadap laba bersih.

Pengeluaran kas untuk investasi menyusut sebesar 4%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, pengeluaran tersebut setara dengan 26% berbanding 12% pada periode sebelumnya.

Kuartalan

Perusahaan mencetak penurunan penjualan sebesar 8%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 5% sehingga laba kotor tergerus  sebesar 23%. Di sisi lain, beban usaha meningkat sebesar 22% sehingga laba usaha terperosok sebesar 55%. Kombinasi dari beban keuangan, laba-rugi selisih kurs, dan pendapatan-beban lain yang menghasilan beban secara neto berbanding pendapatan secara neto pada periode sebelumnya menyebabkan laba sebelum pajak terbenam sebesar 93%. Pada akhirnya laba bersih terpelanting sebesar 92% karena pajak penghasilan yang berkurang sebesar 95%. Kemudian laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga terpelanting sebesar 92%. Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs yang signifikan pada periode ini dan mendulang keuntungan selisih kurs yang signifikan pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan terpangkas sebesar 44%.
  
Rasio GPM menyusut lagi menjadi menjadi 12,82% dari 15,28%.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar