Sabtu, 13 September 2014

SMDR - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014



Analisis Laporan Keuangan PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) Q2 2014

Tahunan

Perusahaan mencetak penurunan pendapatan sebesar 10%. Di sisi beban pokok, beban menyusut sebesar 13% sehingga laba kotor meningkat  sebesar 19%. Di sisi lain,  kombinasi dari beban usaha, beban keuangan dan lain-lain terpangkas sebesar 30% sehingga laba sebelum pajak melesat sebesar 584%. Pada akhirnya perusahaan menghasilkan laba bersih yang cukup baik berbanding rugi bersih pada periode sebelumnya.

Rasio GPM mengembang menjadi 12,38% dari 9,41%. Tentunya ini adalah peningkatan yang cukup signifikan.  

Saldo aset tetap berkurang sebesar 10%.

Perusahaan mempunyai hutang finansial yang menurun sebesar 14%. Beban keuangan berkurang sebesar 4%. Beban keuangan merupakan beban yang  berpengaruh signifikan terhadap laba bersih.

Pengeluaran kas untuk investasi mengalami penyusutan sebesar 41%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, pengeluaran tersebut hanya setara dengan 1% berbanding 1% pada periode sebelumnya.

Kas neto yang diterima dari aktivitas operasi cukup besar dan jauh lebih tinggi daripada laba bersih. Dengan kelebihan kas operasi tersebut, perusahaan masih mampu membiayai kegiatan investasinya dan juga membayar hutang-hutangnya yang telah jatuh tempo.

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba jika dibandingkan dengan jumlah dana pemegang saham adalah cukup rendah karena rasio ROE hanya sebesar 8% berbanding -1% pada periode  sebelumnya.

Kuartalan

Perusahaan meraih pendapatan yang meningkat sebesar 11%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 8% sehingga laba kotor meningkat  sebesar 26%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, beban keuangan dan lain-lain menyusut sebesar 15% sehingga laba sebelum pajak melesat sebesar 130%. Pada akhirnya laba bersih berlipat sebesar 248% karena pajak penghasilan yang meningkat sebesar 5%. Bagian laba untuk kepentingan non-pengendali yang meningkat menyebabkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat sebesar 202%. Perusahaan mendulang keuntungan selisih kurs yang signifikan pada periode ini dan mengalami kerugian selisih kurs yang signifikan pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan meningkat sebesar 60%.

Rasio GPM makin membaik menjadi 14,42% dari 12,60%.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar