Selasa, 30 September 2014

PLIN - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014




Analisis Laporan Keuangan PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN) Q2 2014

Tahunan

Perusahaan mencetak penurunan pendapatan  sebesar 17%. Di sisi beban pokok, beban turun sebesar 35%  sehingga laba kotor meningkat sebesar 1%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, penghasilan investasi, beban keuangan dan pendapatan-beban lain bertambah sebesar 35% sehingga laba sebelum pajak merosot sebesar 40%. Laba bersih kemudian terpangkas sebesar 53% dikarenakan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 7%. Perusahaan mengalami kerugian lain-lain (sebagian besar merupakan kerugian selisih kurs) yang signifikan pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan, pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan terkikis sebesar 5%.

Rasio GPM meningkat menjadi 61,26% dari 50,37%.

Saldo properti investasi meningkat sebesar 37%. Saldo aset tetap bertambah sebesar 9%. Peningkatan-peningkatan tersebut diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Saldo pendapatan diterima dimuka bertambah sebesar 37%.

Kas masuk dari pelanggan meningkat sebesar 6%.  Jika dibandingkan dengan angka pendapatan, angka tersebut setara dengan 107% berbanding 83%  pada periode sebelumnya.

Hutang finansial perusahaan turun sebesar 15%. Beban keuangan meningkat sebesar 40%. Beban keuangan bukan merupakan beban yang berpengaruh cukup besar terhadap laba bersih.

Kuartalan

Perusahaan mencetak kenaikan pendapatan  sebesar 1%. Di sisi beban pokok, beban naik sebesar 1%  sehingga laba kotor meningkat sebesar 2%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, penghasilan investasi, beban keuangan dan pendapatan-beban lain bertambah sebesar 267% sehingga laba sebelum pajak merosot sebesar 68%. Laba bersih kemudian terpangkas sebesar 76% dikarenakan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 30%. Perusahaan mengalami kerugian lain-lain (sebagian besar merupakan kerugian selisih kurs) pada periode ini dan mendulang keuntungan lain-lain (sebagian besar merupakan keuntungan selisih kurs) yang signifikan pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan, pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan terkikis sebesar 9%.

Rasio GPM meningkat tipis menjadi 63,80% dari 63,66%.

Kas masuk dari pelanggan meningkat sebesar 16%.  Jika dibandingkan dengan angka pendapatan, angka tersebut setara dengan 107% berbanding 94%  pada periode sebelumnya. 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar