Minggu, 07 September 2014

BRPT - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014




Analisis Laporan Keuangan PT Barito Pacific Tbk (BRPT) Q2 2014

Perusahaan secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak kenaikan pendapatan sebesar 10%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 8% sehingga laba kotor melejit  sebesar 126%. Di sisi lain, beban usaha, beban keuangan, pendapatan dan beban usaha lain menurun sebesar 9% sehingga rugi sebelum pajak turun sebesar 91%. Kemudian rugi bersih turun sebesar 83% dikarenakan beban pajak penghasilan yang meningkat. Pada akhirnya rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun sebesar 69%. Jika disesuaikan rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan turun sebesar 79%.

Secara kuartalan perusahaan mencetak kenaikan pendapatan sebesar 2%. Di sisi beban pokok, beban tidak banyak mengalami perubahan sehingga laba kotor meningkat sebesar 67%. Di sisi lain, beban usaha, beban keuangan, pendapatan dan beban usaha lain meningkat sebesar 19% sehingga menghasilkan laba sebelum pajak daripada rugi sebelum pajak pada periode sebelumnya. Kemudian perusahaan mendulang laba bersih tipis dibandingkan dengan rugi bersih pada periode sebelumnya. Pada akhirnya rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk berkurang sebesar 93%. Jika disesuaikan rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan turun sebesar 93% juga.

Secara tahunan rasio GPM meningkat menjadi 4,06% dari 1,98%. Secara kuartalan rasio kembali membaik menjadi 4,90% dari 2,98%. Membaiknya rasio ini tentunya sangat berpengaruh terhadap perolehan laba perusahaan.

Saldo aset tetap secara tahunan bertambah sebesar 6%. Peningkatan tersebut diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Secara tahunan saldo hutang finansial bertambah sebesar 16%. Beban keuangan berkurang sebesar 3%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih perusahaan.

Pengeluaran kas untuk investasi secara tahunan meningkat sebesar 65%. Jika dibandingkan dengan aset tidak lancar, pengeluaran tersebut setara dengan 9% berbanding 6% pada periode sebelumnya.

Meskipun mencapai profitabilitas yang lebih baik (walaupun masih merugi), perusahaan tampaknya belum mampu untuk menghasilkan kas yang cukup dari kegiatan operasinya untuk dapat mendanai aktivitas investasinya sehingga masih harus mengandalkan dari pihak lain dengan peningkatan hutang finansial.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar