Jumat, 12 September 2014

ASSA - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014




Analisis Laporan Keuangan PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) Q2 2014

Tahunan

Perusahaan mencetak kenaikan pendapatan sebesar 13%. Di sisi beban pokok, beban bertambah juga sebesar 13% sehingga laba kotor meningkat  sebesar 13%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, laba-rugi selisih kurs dan pendapatan-beban lain meningkat sebesar 40% sehingga laba usaha stagnan. Beban keuangan yang meningkat sebesar 3% menyebabkan laba sebelum pajak menyusut sebesar 3%. Pada akhirnya laba bersih tumbuh sebesar 22% karena pajak penghasilan yang berkurang sebesar 71%. Kemudian laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh juga sebesar 22%.

Rasio GPM mengembang tipis menjadi 33,04% dari 32,87%.

Saldo aset tetap bertambah sebesar 12%. Besarnya aset tetap ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan pendapatan jangka panjang perusahaan.

Perusahaan mempunyai hutang finansial yang meningkat sebesar 27%. Beban keuangan bertambah sebesar 3%. Beban keuangan merupakan beban yang  berpengaruh signifikan terhadap laba bersih.

Pengeluaran kas untuk investasi mengalami penyusutan sebesar 67%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, pengeluaran tersebut setara dengan 1% berbanding 2% pada periode sebelumnya.

Kas neto yang diterima dari aktivitas operasi masih mencapai angka minus. Untuk menutupi kekurangan kas yang besar, perusahaan meminjam dari pihak lain sehingga hutang finansial meningkat. Kas operasi yang baik tentunya harus memiliki angka positif yang normalnya harus lebih besar daripada laba bersih karena arus kas tidak termasuk beban-beban nonkas seperti penyusutan dan amortisasi.

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba jika dibandingkan dengan jumlah dana pemegang saham adalah cukup rendah karena rasio ROE hanya sebesar 9% berbanding 8% pada periode  sebelumnya.

Kuartalan

Perusahaan mencetak penurunan pendapatan sebesar 2%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 6% sehingga laba kotor meleleh  sebesar 18%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, laba-rugi selisih kurs dan pendapatan-beban lain berkurang sebesar 2% sehingga laba usaha terpangkas sebesar 29%. Beban keuangan yang meningkat sebesar 8% menyebabkan laba sebelum pajak menyusut sebesar 71%. Pada akhirnya laba bersih turun sebesar 71% karena pajak penghasilan yang berkurang sebesar 70%. Kemudian laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga menyusut sebesar 71%.

Rasio GPM menyusut menjadi 28,73% dari 34,43%. Diharapkan pada periode selanjutnya rasio ini dapat meningkat. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar