Rabu, 10 September 2014

JRPT - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014




Analisis Laporan Keuangan PT Jaya Real Property Tbk (JRPT) Q2 2014

Tahunan

Perusahaan mencetak pertumbuhan pendapatan  sebesar 22%. Di sisi beban pokok, beban naik sebesar 11%  sehingga laba kotor meningkat sebesar 30%. Di sisi lain, beban usaha dan pendapatan-beban lain bertambah sebesar 42% sehingga laba usaha naik sebesar 26%. Kombinasi dari pendapatan keuangan dan bagian atas hasil bersih entitas asosiasi yang meningkat sebesar 16% menyebabkan laba sebelum pajak menguat sebesar 26%. Laba bersih kemudian tumbuh sebesar 26% juga dikarenakan beban pajak penghasilan yang bertambah sebesar 23%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga meningkat sebesar 26%.

Rasio GPM mengembang menjadi 59,89% dari 55,94%.

Saldo persediaan meningkat sebesar 26%. Peningkatan ini diharapkan dapat menopang pendapatan jangka pendek dan jangka panjang perusahaan.

Saldo tanah untuk pengembangan meningkat sebesar 25%. Peningkatan juga terjadi pada properti investasi dan aset tetap. Peningkatan-peningkatan ini diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Saldo uang muka penjualan berlipat sebesar 145%. Jika dibandingkan dengan angka pendapatan, saldo tersebut  setara dengan 179% berbanding 89%% pada periode sebelumnya.

Kas masuk dari pelanggan menyusut sebesar 22%.  Jika dibandingkan dengan angka pendapatan, angka tersebut setara dengan 93% berbanding 145%  pada periode sebelumnya. Tampaknya perusahaan harus bekerja lebih keras untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan hasil yang telah didapat selama ini.

Hutang finansial perusahaan sangat minim. Perusahaan secara neto mendulang pendapatan bunga.

Kuartalan

Pendapatan tumbuh sebesar 5%. Di sisi beban pokok, beban naik sebesar 10%  sehingga laba kotor meningkat sebesar 18%. Di sisi lain, beban usaha dan beban lain meningkat sebesar 11% sehingga laba usaha naik sebesar 20%. Kombinasi dari beban keuangan dan bagian atas hasil bersih entitas asosiasi yang meningkat sebesar 16% menyebabkan laba sebelum pajak bertambah sebesar 19%. Laba bersih kemudian meningkat sebesar 18% dikarenakan beban pajak penghasilan yang bertambah sebesar 23%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh sebesar 19%.

Rasio GPM  meningkat menjadi 59,66% dari 52,99%.

Kas masuk dari pelanggan menyusut signifikan sebesar 96%. Jika dibandingkan dengan angka pendapatan, angka tersebut hanya setara dengan 4% berbanding 107% pada periode sebelumnya. Tampaknya perusahaan harus bekerja lebih keras untuk memasarkan produk-produk propertinya pada kuartal-kuartal selanjutnya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar