Sabtu, 27 September 2014

JSPT - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014




Analisis Laporan Keuangan PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk (JSPT) Q2 2014

Tahunan

Perusahaan mencetak penurunan tipis pendapatan  sebesar 1%. Di sisi beban pokok, beban turun sebesar 2%  sehingga laba kotor terkikis sebesar 1%. Di sisi lain, beban usaha bertambah sebesar 3% sehingga laba usaha turun sebesar 7%. Laba sebelum pajak terkikis sebesar 3%. Laba bersih kemudian turun sebesar 15%  dikarenakan beban pajak penghasilan yang meningkat sebesar 61%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk  terpangkas sebesar 9%. Perusahaan menelan kerugian selisih kurs yang signifikan pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan, maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan naik sebesar 6%.

Rasio GPM mengembang tipis menjadi 64,19% dari 64,12%.

Saldo aset real estat lancar menyusut  sebesar 16% dan yang tidak lancar menyusut sebesar 19%.

Saldo properti investasi menurun sebesar 1%. Sedangkan aset tetap meningkat sebesar 10%.

Saldo jaminan dan uang muka diterima  berkurang sebesar 21%.

Kas masuk dari pelanggan menyusut sebesar 14%.  Jika dibandingkan dengan angka pendapatan, angka tersebut setara dengan 102% berbanding 117%  pada periode sebelumnya. Tampaknya perusahaan harus bekerja lebih keras untuk memasarkan produk-produk propertinya.

Hutang finansial perusahaan meningkat sebesar 10%. Perusahaan secara neto memperoleh pendapatan keuangan.

Kuartalan

Perusahaan mencetak penurunan pendapatan  sebesar 6%. Di sisi beban pokok, beban turun sebesar 1%  sehingga laba kotor terkikis sebesar 9%. Di sisi lain, beban usaha berkurang sebesar 4% sehingga laba usaha turun sebesar 17%. Laba sebelum pajak terpangkas sebesar 33% karena munculnya beban keuangan. Laba bersih kemudian turun sebesar 37%  dikarenakan beban pajak penghasilan yang meningkat sebesar 13%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk  terpangkas sebesar 12%. Perusahaan menelan kerugian selisih kurs yang signifikan pada periode ini dan mendulang keuntungan selisih kurs pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan, maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan naik sebesar 10%.

Rasio GPM menyusut menjadi 63,32% dari 65,45%.

Kas masuk dari pelanggan melemah tipis sebesar 1%. Jika dibandingkan dengan angka pendapatan, angka tersebut setara dengan 118% berbanding 112% pada periode sebelumnya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar