Sabtu, 27 September 2014

SCBD - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014




Analisis Laporan Keuangan PT Danayasa Arthatama  Tbk (SCBD) Q2 2014

Tahunan

Perusahaan memperoleh pendapatan yang sangat besar pada Q3 2013 yang mengambil porsi sebesar 75% dari seluruh pendapatan tahunan. Angka tersebut sangat mempengaruhi kinerja perusahaan secara tahunan, baik pendapatan maupun laba bersihnya. Padahal, penjualan besar tersebut tidak terulang lagi pada tiga kuartal selanjutnya.

Saldo persediaan tidak lancar yang sebagian besar merupakan tanah yang sedang dikembangkan meningkat sebesar 15%. Peningkatan ini tentunya diharapkan dapat menyumbang pada peningkatan pendapatan jangka panjang.

Saldo properti investasi dan aset tetap masing-masing turun sebesar 2% dan 6%.

Hutang finansial perusahaan menurun sebesar 47%. Perusahaan secara neto telah menikmati pendapatan keuangan.

Perusahaan menikmati keuntungan selisih kurs yang besar pada periode ini berbanding kerugian selisih kurs pada periode sebelumnya. Keuntungan tersebut sebagian besar berasal dari piutang usaha yang berdenominasi USD.
.
Kuartalan

Pendapatan turun sebesar 5%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 3%  sehingga laba kotor terkikis sebesar 6%. Di sisi lain, beban usaha menyusut sebesar 5% sehingga laba usaha tergerus sebesar 7%. Kombinasi dari pendapatan sewa dan pengelolaan kawasan, pendapatan-beban keuangan, laba rugi selisih kurs dan lainnya yang menghasilkan pendapatan secara neto berbanding beban pada periode sebelumnya menimbulkan laba sebelum pajak daripada rugi sebelum pajak pada periode sebelumnya. Perusahaan kemudian mencatat laba bersih berbanding rugi bersih pada periode sebelumnya. Perusahaan menikmati keuntungan selisih kurs yang signifikan pada periode ini berbanding kerugian selisih kurs yang signifikan pada periode sebelumnya. Jika keuntungan dan kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih (tanpa memperhatikan faktor pajak penghasilan dan kepentingan minoritas), maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan melesat sebesar 1.731%.

Laba perusahaan tampaknya banyak terserap kepada kepentingan minoritas. Pada kuartal sebelumnya, biarpun perusahaan mengalami rugi bersih, namun karena bagian untuk kepentingan minoritas tetap ada labanya dan besar sehingga  rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk semakin besar.

Rasio GPM  menyusut tipis menjadi 73,67% dari 74,28%.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar