Rabu, 24 September 2014

SUPR - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014



Analisis Laporan Keuangan PT  Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) Q2 2014

Tahunan

Perusahaan mencetak kenaikan pendapatan sebesar 43%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 27% sehingga laba kotor meningkat  sebesar 47%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, kenaikan nilai wajar properti investasi, beban keuangan, laba-rugi selisih kurs dan pendapatan-beban lain meningkat sebesar 109% sehingga laba sebelum pajak terpangkas sebesar 9%. Pada akhirnya perusahaan mendulang laba bersih yang menurun sebesar 13% dikarenakan beban pajak penghasilan yang bertambah sebesar 4%. Perusahaan dibebani kerugian lain-lain yang signifikan pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan meningkat sebesar 33%.

Peningkatan laba bersih banyak disumbangkan oleh laba dari kenaikan nilai wajar properti investasi yang meningkat sebesar 130%.

Rasio GPM meningkat menjadi 80,54% dari 78,13%.

Saldo properti investasi meningkat sebesar 19%. Sedangkan saldo aset tetap melesat sebesar 117%. Peningkatan-peningkatan tersebut diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Hutang finansial mengalami kenaikan sebesar 49%. Beban keuangan bertambah sebesar 81%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh signifikan terhadap laba bersih.

Pengeluaran kas untuk investasi menurun sebesar 53%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, pengeluaran tersebut setara dengan 15% berbanding 41% pada periode sebelumnya.

Kuartalan

Perusahaan mencetak kenaikan pendapatan sebesar 9%. Di sisi beban pokok, beban tidak banyak mengalami perubahan sehingga laba kotor meningkat  sebesar 11%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha, kenaikan nilai wajar properti investasi, beban keuangan, laba-rugi selisih kurs dan pendapatan-beban lain meningkat sebesar 19% sehingga laba sebelum pajak terpangkas sebesar 9%. Pada akhirnya perusahaan mendulang laba bersih yang menurun sebesar 3% dikarenakan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 25%. Perusahaan dibebani kerugian lain-lain yang signifikan pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan meningkat sebesar 60%.

Peningkatan laba bersih banyak disumbangkan oleh laba dari kenaikan nilai wajar properti investasi yang meningkat sebesar 433%.

Rasio GPM meningkat menjadi 82% dari 80,48%.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar