Senin, 15 September 2014

SIPD - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014




Analisis Laporan Keuangan PT Sierad Produce Tbk (SIPD) Q2 2014

Tahunan

Perusahaan mencetak penurunan penjualan sebesar 32%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 35% sehingga laba kotor berkurang  sebesar 13%. Di sisi lain, beban usaha terpangkas sebesar 19% sehingga laba usaha tumbuh sebesar 7%. Kombinasi dari beban keuangan, laba-rugi selisih kurs, laba penjualan aset tetap dan lain-lain yang menyusut sebesar 9% menimbulkan laba sebelum pajak berbanding rugi sebelum pajak pada periode sebelumnya. Pada akhirnya perusahaan menghasilkan laba bersih berbanding rugi bersih tipis pada periode sebelumnya. Kemudian laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun sebesar 86% dikarenakan bagian laba untuk kepentingan non-pengendali yang meningkat drastis.  Perusahaan mendulang laba penjualan aset tetap yang signifikan pada periode ini. Jika disesuaikan (tanpa memperhitungkan bagian kepentingan non-pengendali), perusahaan akan mengalami rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk berbanding laba bersih pada periode sebelumnya.

Rasio GPM mengembang  menjadi 18,03% dari 14,09%. Kenaikan ini sebenarnya sangat bagus. Namun sayangnya nilai penjuaan menurun dan begitu juga dengan beban keuangan yang meningkat sehingga kenaikan tersebut belum dapat membantu untuk menghasilkan laba bersih.

Saldo aset tetap berkurang sebesar 28%. Perusahaan melakukan divestasi aset tetap yang besar pada periode ini.

Perusahaan mempunyai hutang finansial yang meningkat tipis sebesar 1%. Beban keuangan bertambah sebesar 17%. Beban keuangan merupakan beban yang  berpengaruh signifikan terhadap laba bersih.

Kuartalan

Perusahaan mencetak penurunan penjualan sebesar 5%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 10% sehingga laba kotor meningkat  sebesar 17%. Di sisi lain, beban usaha bertambah sebesar 19% sehingga laba usaha meningkat sebesar 13%. Kombinasi dari beban keuangan, laba penjualan aset tetap, laba-rugi selisih kurs dan lain-lain yang turun sebesar 14%t menyebabkan laba sebelum pajak naik sebesar 291%. Pada akhirnya laba bersih turun sebesar 15% karena pajak penghasilan yang meningkat sebesar 553%. Kemudian laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat sebesar 63%. Sayangnya ini adalah angka yang tidak berarti karena tipisnya laba bersih. Perusahaan mendulang laba penjualan aset tetap yang signifikan pada periode ini. Jika disesuaikan (tanpa memperhitungkan bagian kepentingan non-pengendali), perusahaan akan mengalami rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk berbanding laba bersih pada periode sebelumnya.

Rasio GPM meningkat menjadi 22,07% dari 17,84%. Rasio ini sebenarnya sangat tinggi jika dibandingkan dengan CPIN yang sebesar 16,96%, JPFA yang 16,63% dan MAIN sebesar 13,57%. Sayangnya perusahaan mempunyai beban keuangan yang tinggi yang menyebabkan tingginya rasio GPM tersebut tidak begitu berarti.

Asset turnover perusahaan (penjualan dibandingkan dengan jumlah aset) sangat rendah. Secara kuartalan, angka (disetahunkan) tersebut setara dengan 86% berbanding CPIN sebesar 169% dan JPFA sebesar 161%, MAIN sebesar 164%. Rendahnya rasio tersebut menunjukkan tingkat efisiensi yang kurang dari perusahaan. Rendahnya rasio tersebut juga menunjukkan adanya sejumlah aset yang tidak produktif atau belum produktif.

Turunnya angka penjualan baik secara tahunan maupun kuartalan juga menjadi tanda tanya berhubung pesaingnya mencatat angka-angka yang masih tumbuh dengan sangat baik.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar