Kamis, 04 September 2014

RICY - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014




Analisis Laporan Keuangan PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY) Q2 2014

Perusahaan secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak pertumbuhan penjualan sebesar 15%. Di sisi beban pokok, beban meningkat sebesar 15% sehingga laba kotor naik sebesar 12%. Di sisi lain, beban usaha bertambah sebesar 16% sehingga laba usaha meningkat sebesar 3%. Kombinasi dari beban keuangan, laba-rugi selisih kurs dan beban lain  yang turun sebesar 49% menyebabkan laba sebelum pajak bertambah sebesar 79%. Pada akhirnya laba bersih naik sebesar 47% dikarenakan beban pajak penghasilan yang meningkat sebesar 220%. Perusahaan mendulang keuntungan selisih kurs yang signifikan pada periode ini dan terbebani rugi selisih kurs yang signifikan pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan terpangkas sebesar 79%.

Secara kuartalan perusahaan mencetak penurunan penjualan sebesar 20%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 23% sehingga laba kotor turun sebesar 7%. Di sisi lain, beban usaha bertambah sebesar 15% sehingga laba usaha terpangkas sebesar 41%. Kombinasi dari beban keuangan, laba-rugi selisih kurs dan beban lain  yang turun sebesar 24% menyebabkan laba sebelum pajak terbenam sebesar 53%. Pada akhirnya laba bersih turun sebesar 61% dikarenakan beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 28%. Perusahaan mendulang keuntungan selisih kurs pada periode ini dan periode sebelumnya. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan terpangkas sebesar 59%.

Secara tahunan rasio GPM berkurang menjadi 19,79% dari 20,19%. Secara kuartalan rasio meningkat menjadi 23,01% dari 19,74%.

Saldo aset tetap secara tahunan meningkat sebesar 26%. Peningkatan ini diharapkan dapat menyumbang pada peningkatan pendapatan jangka panjang.

Secara tahunan saldo hutang finansial bertambah sebesar 37%. Beban keuangan meningkat sebesar 37%. Beban keuangan merupakan beban berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan.

Pengeluaran kas untuk investasi secara tahunan meningkat sebesar 76%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, pengeluaran tersebut setara dengan 8% berbanding 6% pada periode sebelumnya.

Kas bersih operasi yang diterima selama dua tahun mengalami angka negatif.  Perusahaan tampaknya perlu meningkatan manajemen piutang dagang dan persediaan yang lebih baik untuk meningkatkan arus kas masuk yang tinggi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar