Kamis, 25 September 2014

SRIL - Analisis Laporan Keuangan Q2 2014




Analisis Laporan Keuangan PT Sri Rezeki Isman Tbk (SRIL) Q2 2014

Tahunan

Perusahaan mencetak kenaikan penjualan sebesar 31%. Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 30% sehingga laba kotor meningkat  sebesar 37%. Di sisi beban usaha dan pendapatan-beban lain, beban meningkat sebesar 47% sehingga laba usaha tumbuh sebesar 34%. Di sisi lain, kombinasi dari beban keuangan dan laba-rugi selisih kurs meningkat sebesar 123% sehingga laba sebelum pajak terkikis sebesar 8%. Pada akhirnya laba bersih turun sebesar 12%. Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs yang signifikan pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Perusahaan menikmati keuntungan lain-lain yang lumayan pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan naik sebesar 31%.

Rasio GPM mengembang menjadi 20,38% dari 19,56%.

Saldo aset tetap bertambah sebesar 60%. Penambahan ini diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.

Hutang finansial berlipat sebesar 102%. Beban keuangan meningkat sebesar 40%. Beban keuangan merupakan beban yang  berpengaruh signifikan terhadap laba bersih.

Kas bersih yang diterima dari aktivitas operasi mengalami minus yang cukup besar yang banyak disebabkan oleh naiknya nilai persediaan. Kekurangan kas untuk aktivitas operasi dan investasi ditutupi sebagian besar dari penerbitan surat hutang sehingga menyebabkan melambungnya hutang finansial.

Kuartalan

Perusahaan mencetak penurunan penjualan sebesar 11%. Di sisi beban pokok, beban berkurang sebesar 15% sehingga laba kotor meningkat  sebesar 7%. Di sisi beban usaha dan pendapatan-beban lain, beban meningkat sebesar 9% sehingga laba usaha tumbuh sebesar 7%. Di sisi lain, kombinasi dari beban keuangan dan laba-rugi selisih kurs meningkat sebesar 396% sehingga laba sebelum pajak terpangkas sebesar 88%. Pada akhirnya laba bersih turun sebesar 70%. Perusahaan mengalami kerugian selisih kurs yang signifikan pada periode ini dan mencatat keuntungan selisih kurs pada pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan naik sebesar 25%.

Rasio GPM meningkat menjadi 20,64% dari 17,09%.  

Penerimaan kas operasi bersih juga masih mengalami minus. Padahal tidak terjadi kenaikan pada sisi persediaan. Terjadi kenaikan pada saldo piutang usaha dan uang muka pembelian yang signifikan. Perusahaan tampaknya harus bekerja lebih baik untuk menagih piutang usahanya dan melakukan manajemen kas dan piutang usaha yang lebih baik.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar