Analisis
Laporan Keuangan ADHI Q2 2014
PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) sampai dengan
Q2 2014 mencatat pertumbuhan pendapatan tahunan yang moderat yaitu sebesar 5%.
Di sisi lain beban pokok meningkat sebesar 5% juga sehingga laba kotor dapat
meningkat sebesar 6%. Pendapatan bersih ventura bersama konstruksi melorot sebesar
90% sehingga laba kotor setelah laba ventura bersama mengempis sebesar 2%. Di
sisi selanjutnya, kombinasi dari beban usaha, beban keuangan, keuntungan selisih
dan lainnya yang berkurng banyak yaitu sebesar 33% sehingga laba sebelum pajak dapat meningkat sebesar 37%. Laba bersih pada akhirnya dapat meningkat
sebesar 58% karena beban pajak penghasilan yang meningkat sebesar 17%. Perusahaan menikmati keuntungan selisih kurs
yang cukup signifikan pada periode ini. Pada akhirnya jika disesuaikan, laba
bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan mengempis
sebesar 3%.
Secara
kuartalan kinerja sebenarnya tidak dapat
begitu dibandingkan karena komposisi
pendapatan yang biasanya memang lebih rendah di Q1. Namun kinerja pada Q2 ini paling tidak juga
bisa memberi gambaran mengenai kinerja pada periode selanjutnya.
Secara
kuartalan, pendapatan mampu meningkat sebesar 22%. Secara mengejutkan, jika
disesuaikan perusahaan sebenarnya menderita kerugian bersih karena keuntungan
selisih kurs yang besar pada periode ini
Secara
tahunan, rasio GPM menguat tipis menjadi 11,91% dari 11,81% dan secara kuartalan menurun
menjadi 7,91% dari 9,13%. Penurunan
secara kuartalan yang cukup besar ini tentunya menjadi perhatian besar.
Secara
tahunan, saldo asset tetap dan asset real estat lancar meningkat signifikan
sehingga diharapkan dapat menopang pendapatan jangka pendek dan jangka panjang
perusahaan.
Hutang
finansial secara tahunan juga meningkat yaitu
sebesar 23%. Beban keuangan mengempis sebesar
13%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh signifikan terhadap
laba bersih perusahaan.
Jika
dibandingkan kinerja antara S1 2014 dengan S1 2013, kinerja pendapatan tidak memuaskan karena pendapatan terkikis
sebesar 4% dan jika disesuaikan,
perusahaan sebenarnya menderita kerugian bersih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar