Analisis Laporan Keuangan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) Q2
2014
Perusahaan
secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak pertumbuhan penjualan sebesar 8%. Di sisi beban pokok, beban meningkat sebesar 8%
juga sehingga laba
kotor naik sebesar 7%.
Di sisi lain, beban
usaha dan beban lain meningkat
sebesar 7% sehingga
laba usaha menebal sebesar 7%
juga. Beban keuangan yang meningkat tinggi menyebabkan laba sebelum pajak tergelincir
sebesar 10%. Pada
akhirnya laba bersih yang
dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
terpangkas sebesar 5%
karena beban pajak penghasilan yang berkurang sebesar 22%.
Secara
kuartalan perusahaan mencetak
pertumbuhan penjualan
yang baik dengan kenaikan sebesar 17%. Namun beban pokok penjualan naik sebesar 18% sehingga laba kotor meningkat sebesar 9%. Di sisi lain beban usaha meningkat sebesar 53% sehingga laba usaha terperosok sebesar 34%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk terpangkas sebesar 59% karena beban pajak penghasilan
yang berkurang sebesar 55%.
Secara tahunan rasio GPM berkurang tipis menjadi 9,03% dari 9,14%. Secara kuartalan rasio GPM turun
menjadi 8,67% dari 9,34%.
Saldo
aset tetap secara tahunan
meningkat sebesar 69%.
Peningkatan ini diharapkan dapat menopang pada peningkatan pendapatan jangka
panjang.
Persediaan
secara tahunan meningkat sebesar 82%. Di sisi lain, kas operasi mencatat
pertumbuhan minus yang bertambah. Perusahaan tampaknya belum berhasil
meningkatkan penjualan secara cukup untuk dapat memutar persediaannya. Jika
dibandingkan antara nilai penjualan dengan nilai persediaan (inventory
turnover), secara tahunan mengalami kemunduran yang berarti dengan rasio
sebesar 554% dari semula 931%. Secara kuartalan pun masih tercatat adanya
kemunduran dengan rasio sebesar 598% dari 610% meskipun ada kenaikan
dibandingkan dengan rasio tahunan.
Secara tahunan saldo hutang finansial melambung sebesar 115%. Beban keuangan melesat sebesar 159%. Beban keuangan
merupakan beban yang berpengaruh besar terhadap laba bersih perusahaan.
Rasio
DER perusahaan secara tahunan meningkat menjadi 103% dari 76%.
Pengeluaran kas untuk investasi secara tahunan meningkat sebesar 98%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak
lancar, pengeluaran tersebut setara dengan 22%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar