Analisis Laporan Keuangan PT Sentul City Tbk (BKSL) Q2
2014
Perusahaan
secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak pertumbuhan pendapatan sebesar 11%. Di sisi beban pokok, beban meningkat signifikan sebesar 71% sehingga laba kotor turun sebesar 14%. Di sisi
lain, beban usaha dan beban lain meningkat
sebesar 189% sehingga perusahaan menderita rugi usaha
dibandingkan dengan laba usaha pada periode sebelumnya. Beban keuangan yang meningkat tinggi
menyebabkan kerugian sebelum pajak semakin meningkat. Pada akhirnya perusahaan menderita rugi
bersih yang cukup
signifikan.
Secara
kuartalan perusahaan mencetak
pertumbuhan pendapatan
yang sangat baik dengan
kenaikan sebesar 119%. Beban pokok penjualan naik
sebesar 63% sehingga
laba kotor meningkat
sebesar 178%. Di sisi
lain beban usaha meningkat sebesar
243% sehingga laba usaha meningkat sebesar 104%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk mengembang sebesar 83%. Jika disesuaikan, laba
bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan meningkat
signifikan dibandingkan dengan rugi bersih pada periode sebelumnya.
Biarpun
meningkat signifikan secara kuartalan, jumlah penjualan perusahaan tampaknya
belum cukup untuk memberikan imbal hasil yang optimal kepada pemegang saham
karena hanya menghasilkan tingkat ROE disetahunkan sebesar 3% saja.
Secara tahunan rasio GPM melorot menjadi 54,02% dari 69,99%. Secara kuartalan rasio GPM meningkat menjadi 61,71% dari 48,51%.
Turun
naiknya angka penjualan secara kuartalan membawa kesulitan tersendiri untuk
memperkirakan penjualan pada kuartal selanjutnya. Turun naiknya rasio GPM
secara tajam juga menambah kesulitan yang lain.
Saldo
persediaan dan aset
tetap secara tahunan yang masih
meningkat diharapkan dapat menyumbang pada peningkatan pendapatan jangka pendek dan jangka
panjang.
Secara tahunan saldo hutang finansial melambung sebesar 56%. Beban keuangan melesat sebesar 206%. Beban keuangan
merupakan beban yang berpengaruh signifikan terhadap laba bersih perusahaan.
Naiknya beban keuangan secara signifikan tanpa ditutupi dengan kenaikan
pendapatan yang cukup tentunya membawa keburukan tersendiri.
Uang
muka pelanggan secara tahunan meningkat sebesar 54% dan secara kuartalan masih
meningkat sebesar 3%.
Kas
masuk dari pelanggan secara tahunan melesat sebesar 121% dan secara kuartalan
melesat sebesar 73%. Pemasukan secara
tahunan jika dibandingkan dengan nilai pendapatan tahunan tentunya masih sangat
besar. Perusahaan tampaknya harus bekerja lebih cepat untuk menyelesaikan
pembangunan propertinya agar penjualan dapat dibukukan lebih cepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar