Analisis Laporan Keuangan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG)
Q2 2014
Perusahaan
secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak kenaikan pendapatan sebesar 28%. Di sisi
beban pokok, beban bertambah sebesar 31% sehingga laba kotor tumbuh sebesar 28%.
Di sisi beban usaha, beban meningkat sebesar 20% sehingga laba usaha mengembang sebesar 29%. Kombinasi
dari beban lain-lain (terdiri kenaikan nilai wajar atas properti investasi, beban
keuangan dan pendapatan-beban lain) yang bertambah sebesar 71% menyebabkan laba sebelum
pajak meningkat sebesar 8%. Laba bersih kemudian naik sebesar 7% dikarenakan
manfaat pajak penghasilan yang berkurang sebesar 16%. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk pada akhirnya tumbuh sebesar 11% dikarenakan bagian laba
untuk kepentingan non-pengendali yang turun sebesar 39%. Perusahaan menderita kerugian selisih kurs
yang cukup besar pada periode ini dan juga pada periode sebelumnya. Jika kerugian
tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk akan meningkat sebesar 36%.
Secara
kuartalan sampai dengan
Q2 2014 perusahaan mengukir kenaikan pendapatan sebesar 2%. Di sisi
beban pokok, beban bertambah sebesar 1% sehingga laba kotor tumbuh sebesar 3%. Di
sisi beban usaha, beban meningkat
sebesar 4% sehingga laba usaha mengembang sebesar 2%. Kombinasi
dari beban lain-lain bersih (terdiri kenaikan nilai wajar atas properti
investasi, beban keuangan dan pendapatan-beban lain) yang bertambah signifikan menyebabkan laba sebelum
pajak rontok sebesar 83%. Laba bersih kemudian terpangkas sebesar 74%
dikarenakan manfaat pajak penghasilan yang bertambah signifikan dibandingkan
dengan beban pajak pada periode sebelumnya. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas induk pada akhirnya turun sebesar 74% dikarenakan bagian laba untuk
kepentingan non-pengendali yang turun sebesar 83%. Perusahaan menderita kerugian selisih kurs
yang cukup besar pada periode ini dibandingkan dengan keuntungan selisih kurs
pada periode sebelumnya. Jika kerugian dan keuntungan tersebut dikeluarkan dari
perhitungan laba bersih maka laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas induk akan terkikis sebesar 7%.
Secara tahunan rasio GPM terkikis tipis menjadi 84,74% dari 85,11%. Secara kuartalan rasio mengembang tipis menjadi 84,77%
dari 84,56%.
Hutang
finansial perusahaan secara tahunan meningkat sebesar 40%. Beban keuangan bertambah
sebesar 32%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh sangat besar terhadap
laba bersih perusahaan.
Secara
tahunan pengeluaran kas untuk investasi mengalami penurunan sebesar 55%. Jika
dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, pengeluaran tersebut setara
dengan 16% berbanding 46% pada periode
sebelumnya.
Laba
perusahaan sebagian besar disumbangkan oleh pendapatan dari kenaikan nilai
wajar properti investasi. Secara tahunan pendapatan ini meningkat sebesar 74%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar