Analisis Laporan Keuangan PT Intraco Penta Tbk (INTA) Q2
2014
Perusahaan
secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak penurunan pendapatan usaha sebesar 18%. Di sisi
beban pokok, beban turun
sebesar 21% sehingga laba kotor terkikis sebesar 8%. Di sisi lain, beban usaha, beban keuangan, beban bagi hasil dan beban lain melonjak sebesar
68% sehingga perusahaan mengalami rugi sebelum
pajak penghasilan. Perusahaan kemudian mengalami rugi bersih dibandingkan
dengan periode sebelumnya yang berlaba bersih tipis. Perusahaan mengalami
kerugian selisih kurs yang signifikan pada periode ini dan juga pada periode
sebelumnya. Jika kerugian-kerugian tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba
bersih (tanpa memperhitungkan kepentingan non-pengendali), maka perusahaan akan
mengalami rugi bersih disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas induk dibandingkan dengan periode sebelumnya yang mengalami laba.
Secara
kuartalan pendapatan usaha meningkat sebesar 7%. Di sisi
beban pokok, beban bertambah
sebesar 10% sehingga laba kotor tidak banyak berubah. Di sisi lain, beban usaha, beban keuangan, beban bagi hasil dan beban lain melonjak signifikan
sehingga perusahaan mengalami
rugi sebelum pajak penghasilan. Perusahaan kemudian mengalami rugi bersih
dibandingkan dengan periode sebelumnya yang berlaba bersih. Perusahaan
mengalami kerugian selisih kurs yang signifikan pada periode ini dan mengalami
keuntungan selisih kurs pada periode sebelumnya. Jika kerugian dan keuntungan
tersebut dikeluarkan dari perhitungan laba bersih (tanpa memperhitungkan
kepentingan non-pengendali), maka perusahaan akan mengalami rugi bersih
disesuaikan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk yang melonjak
sebesar 475%.
Secara tahunan rasio GPM mengembang menjadi 23% dari 20,03%. Secara kuartalan rasio menyusut menjadi 22,70% dari 24,45%.
Saldo
investasi sewa pembiayaan dan
aset ijarah secara tahunan meningkat cukup besar. Peningkatan-peningkatan
tersebut diharapkan dapat menopang pendapatan jangka panjang perusahaan.
Hutang
finansial perusahaan secara tahunan bertambah sebesar 15%. Beban keuangan dapat
dihemat sebesar 32%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh besar
terhadap laba bersih perusahaan.
Pengeluaran
kas untuk investasi secara tahunan meningkat pesat sebesar 346%. Jika
dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar pengeluaran tersebut setara dengan
55% berbanding 14% pada periode sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar