Analisis Laporan Keuangan PT Multi Indocitra Tbk (MICE) Q2
2014
Perusahaan
secara tahunan sampai dengan Q2 2014 mencetak pertumbuhan penjualan minus sebesar 4%. Di sisi beban pokok, beban meningkat sebesar 9% sehingga laba
kotor tidak banyak berubah.
Di sisi lain, beban
usaha dan beban lain meningkat
sebesar 4% sehingga
laba usaha terpangkas sebesar
12%. Beban keuangan yang meningkat menyebabkan
laba sebelum pajak tergelincir sebesar 14%. Laba bersih terpangkas sebesar 17% karena beban pajak penghasilan yang
turun sebesar 7%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menyusut
sebesar 10%. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan
mengempis sebesar 6%.
Secara
kuartalan perusahaan mencetak
pertumbuhan penjualan
yang baik dengan kenaikan sebesar 15%. Namun beban pokok penjualan naik sebesar 25% sehingga laba kotor meningkat sebesar 8%. Di sisi lain beban usaha meningkat sebesar 27% sehingga laba usaha terperosok sebesar 62%. Pada akhirnya laba bersih yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk terjungkal sebesar 77% karena beban pajak penghasilan
yang berkurang sebesar 50%. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk akan menyusut sebesar 66%.
Secara tahunan rasio GPM mengembang menjadi 54,59% dari 52,23%. Secara kuartalan rasio GPM turun
menjadi 53,35% dari 56,84%.
Perusahaan
tampaknya memperoleh tantangan berat dalam mengendalikan berbagai beban, baik
beban pokok maupun beban usaha. Tentunya
tantangan penjualan juga semakin besar melihat dari ketidakmampuan perusahaan
untuk meningkatkan penjualan secara tahunan. Mudah-mudahan penjualan pada akhir
tahun ini dapat dikejar.
Saldo
aset tetap secara tahunan
meningkat sebesar 77%. Sebagian besar peningkatan
disebabkan oleh revaluasi pada akhir tahun 2013.
Secara tahunan saldo hutang finansial bertambah sebesar 18%. Beban keuangan meningkat
sebesar 36%. Beban keuangan merupakan beban yang semakin berpengaruh besar terhadap
laba bersih perusahaan karena laba yang menurun.
Rasio
DER perusahaan secara tahunan menurun menjadi 26% dari 34%. Angka ini tentunya
adalah cukup kecil. Perusahaan tampaknya belum cukup optimal dalam menghasilkan
pengembalian modal kepada pemegang saham yang ditunjukkan dengan rasio ROE
tahunan yang hanya 8% berbanding 12% pada periode sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar