Analisis Laporan Keuangan PT
Adaro Energy Tbk (ADRO) Q2 2014
Perusahaan sampai dengan Q2 2014 mencatat pertumbuhan pendapatan
tahunan yang tipis yaitu sebesar 1%. Di sisi beban pokok, beban berkurang
sebesar 3% sehingga laba kotor meningkat sebesar 15%. Di sisi lain, kombinasi
dari beban usaha dan lainnya yang meningkat sebesar 540% menyebabkan laba usaha
berkurang sebesar 27%. Laba sebelum pajak kemudian terpangkas sebesar 33% dikarenakan
kombinasi dari beban keuangan dan bagian laba (rugi) entitas asosiasi yang
meningkat tipis sebesar 1%. Beban pajak penghasilan bertambah sebesar 17% sehingga
laba bersih terperosok sebesar 59%. Perusahaan menderita kerugian lain-lain yang
signifikan pada periode ini dan menikmati keuntungan lain-lain yang signifikan
pada periode sebelumnya. Jika disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk akan tergerus tipis sebesar 1%.
(Sebagai catatan, perusahaan merevisi laporan laba
rugi periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2013 dengan pokok revisi
adalah adanya penambahan baru berupa pendapatan lain-lain dari goodwill negatif dari
akuisisi bisnis sebesar US$ 145.578 ribu. Penyesuaian nantinya juga akan dilakukan
pada laporan laba rugi setahun penuh tahun 2013 namun belum tersedia. Akibatnya
perhitungan tahunan yang disajikan di tulisan ini masih terdistorsi angka
tersebut)
Secara kuartalan perusahaan mencatat stagnasi pendapatan.
Di sisi beban pokok, beban bertambah sebesar 10% sehingga laba kotor terpangkas
sebesar 24%. Di sisi lain, kombinasi dari beban usaha dan lainnya yang
meningkat sebesar 1687% menyebabkan laba usaha terpotong sebesar 50%. Laba sebelum
pajak kemudian terpangkas sebesar 57% dikarenakan kombinasi dari beban keuangan
dan bagian laba (rugi) entitas asosiasi yang meningkat tipis sebesar 1%. Beban
pajak penghasilan berkurang sebesar 38% sehingga laba bersih terperosok sebesar
69%. Perusahaan menderita kerugian lain-lain yang signifikan pada periode ini
dan menikmati keuntungan lain-lain yang signifikan pada periode sebelumnya. Jika
disesuaikan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk akan
tergerus sebesar 42%.
Rasio GPM tahunan
mengembang menjadi 24,83% dari 21,87%
dan secara kuartalan menyusut menjadi 22,08% dari 29,04%.
Secara tahunan, saldo aset tetap menurun sebesar 4%.
Saldo properti pertambangan meningkat sebesar 11%.
Perusahaan mencatat penurunan tahunan hutang finansial
sebesar 4%. Beban keuangan bertambah sebesar
3%. Beban keuangan merupakan beban yang berpengaruh signifikan terhadap laba
bersih perusahaan.
Pengeluaran kas untuk investasi secara tahunan merosot
sebesar 78%. Jika dibandingkan dengan jumlah aset tidak lancar, maka pengeluaran
tersebut hanya setara dengan 1% berbanding 6% pada periode sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar